"Saya berpikir semua pemain di Indonesia lelah memikirkan kapan kompetisi akan dimulai, karena aktivitasnya hanya berlatih, berlatih, berlatih lagi, berlatih lagi, hanya itu saja, aktivitasnya," kata pelatih berusia 43 tahun ini.
Belum lagi dari sisi keuangan pastinya masing-masing pemain sepakbola memiliki tanggung jawab ke keluarganya masing-masing. Bila kompetisi kembali mundur tentu bakal berdampak pada sisi perekonomian keluarga sang pemain tersebut.
"Pemain punya tanggung jawab ke keluarganya, jika kompetisi tidak dimulai tentu tanggung jawab sebagai keluarga, yang harus menghadirkan makanan di meja keluarga itu juga akan terganggu," pungkasnya.
(Rachmat Fahzry)