“Yang harus dipikirkan adalah langkah selanjutnya. Sebab tim Indonesia U-19 maupun U-16 dibina dengan pendekatan TC jangka menengah dan panjang. Mereka menjalani latihan beberapa bulan,” tutur Kusnaeni.
“Termasuk TC di negara-negara Eropa atau Asia Barat dengan biaya yang tidak sedikit dan mengorbankan banyak waktu pemain,” imbuh pria berkacamata itu.
“Model pembinaan seperti itu wajar saja sebagai upaya terobosan untuk meraih prestasi. Tapi tidak boleh jadi konsep utama yang berkelanjutan,” tandasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)