Erick juga menyambut baik sejumlah pemain keturunan yang belakangan mulai menghuni tim-tim di Super League. Di antaranya, ada Jordi Amat di Persija Jakarta, Jens Raven yang di Bali United FC, dan Rafael Struick yang akan ke Dewa United.
"Saya lihat juga ada beberapa pemain diaspora kita yang kembali ke Indonesia. Itu pilihan, kami tidak bisa bilang itu benar atau salah. Saya berharap, dengan kualitas seperti ini, apalagi kita juga terus melatih perangkat pertandingan dan menggunakan VAR bahkan di Liga 2 kualitas liga kita akan terus meningkat," papar Erick.
Lebih lanjut, Erick menegaskan fokus utama PSSI tetap pada tim nasional, namun tetap berjalan beriringan dengan PT LIB alias I League sebagai operator liga. Dia menyebut ada empat indikator penilaian PSSI terhadap keberhasilan PT LIB dalam mengelola liga.
"Saya juga enggak apa-apa (dengan perubahan regulasi ini), karena memang PSSI fokusnya Tim Nasional. Kami jalan berdampingan dengan LIB, tapi kita punya kepentingan agar LIB menjadi tempat pengembangan pemain. Baik lewat EPA-nya, maupun liganya," terangnya.
"Bagi kami, ada empat tolok ukur untuk LIB: juara yang bergantian, jumlah suporter yang meningkat, kesehatan keuangan klub, dan terakhir prestasi klub-klub yang bermain di kompetisi luar negeri," pungkasnya.
(Djanti Virantika)