“Belum lagi kami juga menyoroti aksi kekerasan yang terjadi terhadap pemain-pemain Persibo di lapangan pada saat itu. Saat ini kami sungguh tidak mengerti bagaimana sepakbola di Indonesia ini berjalan. Peraturan mana yang harus kami mengerti,” terangnya.
“Jadi itu yang menjadi pemahaman kami, jadi dari PT LIB sendiri kenapa tidak memeprtimbangkan hal-hal lain ketika LIB menulis surat untuk melanutukan laga. Kenapa tak ada pertimbangan berapa pemain Persibo yang cedera dan bisa melanjutkan laga,” keluh Deddy.
Terakhir, Deddy berharap PT LIB dan PSSI bisa lebih bijak dalam megambil keputusan. Ia turut berharap kedua pihak tersebut dapat meninjau ulang keputusan yang telah ditetapkan.
“Untuk itu, kami harap PT LIB dan PSSI bisa meninjau ulang surat keputusan yang telah diterbitkan dengan mempertimbangkan konsekuensi masa depan sepakbola apabila tidak ada perubahan terhadap surat keputusan dari LIB Nomor 065/LI-COR/I/2025 tanggal 15 Januari 2025,” harap Deddy.
“Kami mematuhi pedoman tertinggi dalam sebuah kompetisi adalah regulasi, kami patuh dengan regulasi namun keputusan operator liga betul-betul di luar dari peraturan regulasi yang kita pedomi sebagai kitab sebuah liga yang menjadi pedoman semua perserta serat perangkat pertandingan serta operator, kami tidak akan menyerah kami akan tuntut keadilan bagi tim kami,” pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)