KISAH Yudi Guntara merupakan cerita miris dari salah satu pemain legendaris Persib Bandung. Pemain ini dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah ada di Indonesia.
Namun sangat disayangkan kariernya harus berakhir justru di saat memasuki usia emasnya. Pada 1999, Yudi terpaksa gantung sepatu di usia 28 tahun.
Prestasi yang pernah dicapainya tidak main-main, dia salah satu ikon Persib era 1990-an. Dia menjadi pemain andalan Persib saat meraih juara kompetisi Perserikatan musim 1993-1994. Lalu dia juga ikut terlibat saat Persib juara Liga Indonesia I 1994-1995.
Saat itu, Persib memang berjaya bahkan bisa berbicara di level Liga Champions Asia. Persib mampu melangkah hingga babak perempat final.
Kemampuan Yudi sudah dibentuk sejak usia dini. Pada tahun 1983 dia bergabung dengan klub kota asalnya di Lembang, Perkesit. Kemampuannya kian terasah setelah masuk ke Diklat Salatiga. Dua tahun Yudi kemudian pindah ke Diklat Ragunan pada 1985 untuk mendapatkan pelatihan intensif.
Kemampuannya yang cemerlang terlihat sejak usia muda. Di tahun 1983, Yudi ikut terlibat di Piala Coca Cola U-15 di Bangkok. Kemudian, pada tahun 1986 dan 1988, namanya masuk jajaran pemain yang ikut dalam program pelatnas di Jerman. Pelatnas tersebut khusus digelar untuk persiapan menyambut Piala Asia.
Wawasannya dalam sepakbola kian berkembang saat dipercaya menghadapi klub dunia. Salah satunya ketika Persib berhadapan dengan PSV Eindhoven pada 1987, di Stadion Siliwangi. Bahkan saat itu dia belum resmi bergabung di Persib atau masih magang.