Soeratin sendiri diketahui merupakan penggemar olahraga sepakbola. Dari kegemaran inilah, Soeratin melihat sepakbola bisa menjadi wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda.
Soeratin pun kemudian mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Gagasan membentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan pun muncul kala melakukan pertemuan dengan Soeri yang menjabat sebagai Ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) pengurus lainnya di hotel kecil Binnenhof, Jakarta.
Gagasan ini selanjutnya dimatangkan di Bandung, Yogya, dan Solo yang dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional lain, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lainnya. Kemudian pada 19 April 1930, berkumpullah wakil-wakil VIJ dan dari situlah lahir PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia).
Nama PSSI diubah dalam kongres di Solo pada 1950. Nama Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia diubah mejadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Kala itu, Ir Soeratin langsung ditetapkan sebagai Ketua Umum PSSI.
(Djanti Virantika)