BANDUNG - Persib Bandung di era pelatih Mario Gomez mulai menerapkan aturan baru. Selayaknya tim Eropa, aturan yang dijalankan benar-benar ketat.
Aturan itu salah satunya melarang pemain untuk wawancara dengan wartawan yang bukan berasal dari media official tim. Jika melanggar, sang pemain harus membayar denda Rp250-500 ribu.
Meski begitu, wartawan tetap diberikan kesempatan untuk mewawancarai pemain. Hanya saja, 'jatah' wawancara hanya satu pemain setiap hari.
Sedangkan untuk Gomez, ia juga tidak akan memberi komentar kepada wartawan setiap hari. Pelatih asal Argentina itu hanya akan 'melayani' wartawan beberapa hari sekali.
Jika saat Gomez tidak bersedia diwawancara, maka tim pelatih yang lain akan menghadapi wartawan. Artinya, jajaran tim pelatih akan 'digilir' untuk memberikan keterangan kepada wartawan.
Sementara di internal tim, Gomez juga menerapkan beberapa aturan yang akan berujung berbagai sanksi jika dilanggar. Salah satunya, para pemain harus pergi-pulang berlatih bersama dan memakai seragam yang sama.
BACA JUGA: Ini Harapan Fernando Soler untuk Persib di 2018
Media Officer Persib Irfan Suryadiredja mengatakan apa yang diterapkan di Persib saat ini sudah lumrah dijalankan di tim Eropa.
"Aturan dari Gomez kepada pemain, beberapa memang sudah diterapkan di Eropa, termasuk berbicara kepada media," kata Irfan, Rabu (3/1/2018).
Menurutnya, berbagai aturan itu sengaja diterapkan di tim demi menjaga kondusivitas di internal Persib. Selain itu, aturan tersebut diharapkan membuat pemain lebih fokus bekeja demi kemajuan tim.
BACA JUGA: Pelatih Persib Mario Gomez Puji Keramahan Warga Bandung
Sementara itu, aturan ketat ala tim Eropa pernah dijalankan Persib beberapa tahun lalu saat ditangani pelatih Drago Mamic. Bahkan, saat itu pelatih hanya berbicara dua-tiga hari sekali. Di luar jadwal, tidak diperbolehkan ada wawancara, termasuk dengan asisten pelatih.
Untuk pemain juga dijatah. Hanya pemain yang dibawa saat pelatih diwawancara yang boleh diwawancara. Di luar itu, ada larangan tegas agar pemain tidak berhubungan dengan media.
(Ramdani Bur)
