“Karena ketika kami main tandang, di lapangan lain kami bisa bermain satu dua sentuhan. Tapi saat main di kandang dengan dukungan suporter yang luar biasa, kadang kami kurang berani untuk melakukan itu karena bisa dilihat sendiri, kadang lapangan naik-naik,” urai Ridho.

Sampai-sampai, Ridho melontarkan pernyataan bernada sarkasme. Di mana, para pemain Persija harus belajar kontrol bola dengan betis ketika bermain di JIS karena rumputnya tidak rata.
“Kami harus mungkin harus belajar kontrol di betis. Jadi mungkin harus diperbaiki nanti dan saya sangat senang bisa bertanding di JIS. Terima kasih dan kami akan fokus ke pertandingan berikutnya,” tandasnya.
Partai melawan Bali United menjadi laga kandang terakhir Persija Jakarta di JIS sebelum dipakai untuk NCT Dream. Meski konsernya hanya dua hari, anak asuh Mauricio Souza harus menjadi musafir sepanjang Oktober 2025 saat menjamu Bhayangkara FC (4 Oktober) dan PSBS Biak (31 Oktober).
(Wikanto Arungbudoyo)