FEDERASI Sepakbola Dunia (FIFA) memiliki aturan mengejutkan terkait seragam tanding di Piala Dunia Klub 2025. FIFA secara tegas melarang penempatan sponsor di bagian lengan jersey klub peserta, termasuk dua finalis yang bakal bersaing di laga puncak, Chelsea dan Paris Saint-Germain (PSG).
Keputusan ini membuat area lengan jersey sepenuhnya diperuntukkan bagi logo resmi kompetisi dan kampanye FIFA. Artinya, PSG dan Chelsea yang akan berlaga di final Piala Dunia Klub 2025 di Stadion MetLife, New Jersey, Amerika Serikat, pada Senin 14 Juli 2025 tak bisa memamerkan sponsor di lengan jersey mereka.
Secara spesifik, lengan kanan setiap jersey wajib menampilkan logo resmi kompetisi Piala Dunia Klub. Sementara itu, lengan kiri akan diisi dengan logo kampanye FIFA lainnya.
“FIFA akan menyediakan lencana lengan pemain dalam jumlah yang memadai dengan logo kompetisi resmi Kompetisi, yang akan ditempelkan di lengan kanan setiap jersey. Logo kampanye FIFA yang berbeda dapat ditempelkan di lengan kiri,” bunyi peraturan perlengkapan lainnya, Pasal 30.1, dikutip dari Sportsbible, Sabtu (12/7/2025).
“FIFA akan mengomunikasikan instruksi penggunaan lencana lengan pemain kepada klub-klub peserta,” tambah peraturan FIFA tersebut.
Peraturan itu akan berdampak pada laa final Piala Dunia Klub 2025. Padahal sejak fase grup sampai laga semifinal, baik PSG maupun Chelsea tak masalah menempelkan sponsor di lengan kiri jersey.
Aturan ini jelas memberikan dampak langsung bagi Chelsea dan PSG. Chelsea, yang memiliki Live Nation sebagai sponsor di lengan kiri, tidak akan dapat menampilkan logo tersebut.
Demikian pula dengan PSG, yang sponsor lengan kirinya adalah Visit Rwanda, juga harus menanggalkan logonya pada laga final Piala Dunia Klub 2025 nanti. Tentu pihak sponsor tak senang dengan kebijakan FIFA itu.
Langkah FIFA ini menunjukkan komitmen untuk mengutamakan identitas kompetisi dan kampanye sosial mereka, di atas kepentingan komersial klub di area vital jersey. Ini bukan kali pertama seragam tanding menuai perhatian atau bahkan larangan.
Sebelumnya, ada beberapa insiden terkait desain atau penempatan sponsor yang kontroversial, seperti seragam rompi dan "onesie" milik Kamerun. Timnas Kamerun dua kali tak bisa memakai jerseynya karena melanggar aturan lengan tersebut.
Lalu FIFA juga pernah melarang jersey Barcelona dari Nike yang dianggap mirip Real Madrid. Kasus lainnya, jersey Timnas China pada 2018 karena intervensei pemerintah dan tak diketahui alasannya apa.
Selain itu, ada juga jersey Fiorentina 1992 dengan motif "swastika", hingga seragam Belgia yang dianggap "terlalu warna-warni" atau berlogo "LOVE".
(Rivan Nasri Rachman)