Mendy terlihat menyetujui perkataan Benzema, membuat situasi semakin tidak nyaman bagi Vinicius yang tidak memahami bahasa yang mereka gunakan. Namun, alih-alih terpuruk, pemain muda ini justru bangkit dan membuktikan diri.
Dua tahun setelah insiden tersebut, Vinicius membungkam semua keraguan dengan menjadi pahlawan di final Liga Champions. Golnya ke gawang Liverpool tidak hanya membawa pulang trofi, tetapi juga menjadi pembuktian bahwa kerja kerasnya membuahkan hasil.
Kini, Vinicius telah menjelma menjadi salah satu pemain paling ditakuti di Eropa. Kemampuannya dalam mencetak gol dan memberikan assist membuatnya menjadi tulang punggung serangan Real Madrid.
Benzema sendiri, yang kini sudah hengkang ke Arab Saudi, mungkin tidak menyangka bahwa pemain yang dulu dihinanya justru menjadi penerusnya sebagai bintang utama di lini depan Los Blancos. Namun, hubungan Benzema dan Vinicius nyatanya sangat baik di beberapa tahun terakhirnya bersama Madrid.
Kisah Vinicius Junior ini menjadi contoh nyata tentang bagaimana ketekunan dan mental kuat bisa mengubah hinaan menjadi motivasi. Dari pemain yang dianggap "sampah", ia berhasil naik menjadi salah satu bintang paling bersinar di dunia sepak bola.
(Rivan Nasri Rachman)