"Pertama kali main Rp. 1.500.000 satu pertandingan, tapi jauh sekali, terus lapangan batu semua, tapi gimana lagi ya kita tidak ada pemasukan," ungkap Escobar.
"Seru, ada pemain tarkam yang berkualitas tapi itu masih gampang buat kita (profesional) karena waktu itu ada beberapa pemain yang sudah tua juga," ungkap eks penyerang Persela Lamongan tersebut.
Namun, Escobar menyadari jika risiko cedera saat bermain di Liga Tarkam bisa datang kapanpun. Hal itu berbeda dengan Liga Profesional.
"Tapi kalo profesional kan kita tahu resikonya, jadi tau kapan ambil kapan tidak jadi resikonya kita tahu sendiri," ungkap Escobar.
Setelah Liga Indonesia tidak dibekukkan lagi, Escobar dikontrak oleh Perseru Serui pada Januari 2017.
Pemain yang resmi menjadi WNI (Warga Negara Indonesia) sejak 2020 itu pun kerap berpindah-pindah klub, seperti Persija Jakarta, PSIS Semarang, Mitra Kukar, Persikabo, PSMS Medan, Persiraja Banda Aceh, Madura United, Persela Lamongan, dan Semen Padang.
Kini Escobar yang juga merupakan seorang mualaf itu memperkuat Persipa Pati dan bergabung sejak Desember 2024 lalu. Sebelum main di klub tersebut, penyerang kelahiran Asuncion itu sempat membela klub Liga 2, Dejan FC.
Demikian ulasan mengenai kisah sedih Silvio Escobar, pemain naturalisasi yang sempat main di klub Indonesia kini main di Liga Tarkam.
(Rivan Nasri Rachman)