"Bukan sekedar monumen saja, tapi semua warga atau penonton itu bisa me-recall, atau mengenang proses sampai terjadinya monumen ini dibuat," tandasnya.
Di monumen itu juga disebut Vino dijadikan tempat keluarga korban untuk berdoa mengenang tragedi memilukan itu. Tapi, desain monumen ini disebut belum dipresentasikan ke keluarga korban dan beberapa pihak lain.
"Desain kami sudah ada, tapi perlu kami lakukan kesepakatan dengan pihak kepolisian, yayasan, keluarga korban, dan Kementerian PUPR, kalau kita sepakati akan kita bagikan desainnya, tapi mohon maaf saat ini belum bisa kami bagikan," tandasnya.
Tragedi Kanjuruhan itu terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya. Sebanyak 135 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Pintu 13 menjadi salah satu lokasi di mana para korban tragedi Kanjuruhan Malang meregang nyawa pada malam memilukan tersebut. Di pintu ini terdapat tangga curam dengan ruangan yang sempit.
Kepanikan akibat tembakan gas air mata ke tribun sebelah selatan, membuat penonton panik menyelamatkan diri, hingga berebut keluar stadion. Akses yang sempit itu menjadi awal petaka karena mengakibatkan puluhan orang tewas terinjak-injak.
(Wikanto Arungbudoyo)