MALANG - Untuk mengenang korban tragedi Kanjuruhan, akan hadir museum dan monument di area Stadion Kanjuruhan. Nantinya museum di markas Arema FC itu dibuat di area Pintu 13 yang juga dipastikan takkan dibongkar.
Poin ini merupakan kesepakatan antara keluarga korban, pihak kontraktor renovasi Stadion Kanjuruhan PT Waskita Karya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, dan kepolisian dari Polres Malang.
Projects Manager PT Waskita Karya Vino Teguh Pramudia menyatakan, berdasarkan kesepakatan dengan keluarga korban tragedi Kanjuruhan, ada beberapa bagian di sekitar pintu 13 yang disepakati boleh dibongkar dan tidak. Sisanya nanti akan ditambahkan ruangan yang diperuntukkan untuk museum.
"Gate 13 saat ini proses pembongkaran lantai, sudah disepakati oleh keluarga korban bahwa ada titik-titik yang dibongkar dan ada titik-titik yang tidak dibongkar," ucap Vino Teguh Pramudia, dikonfirmasi pada Selasa (6/8/2024).
Vino juga menjelaskan, bila untuk pengerjaan proyek di sekitar pintu 13 diarahkan ke lantai, kemudian pemasangan pondasi dan struktur bangunan untuk menguatkan sisi area dari pintu 13. Sementara dinding - dinding pintu 13 sesuai permintaan keluarga korban dipertahankan.
"Pertama Pembongkaran lantai, kemudian pemasangan fondasi micropile, kolom, balok, sampai ke pekerjaan arsitek. Sesuai permintaan juga kita akan mempertahankan dinding Gate 13," jelasnya.
Soal pembangunan museum yang diletakkan di sekitar 13, saat ini pihaknya hanya menyediakan lingkup tata ruangnya saja. Sedangkan untuk bentuk bangunannya hal itu dikembalikan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dan keluarga korban.
"Kita hanya menyediakan lingkup tata ruang saja, untuk fungsinya nanti kita kembalikan ke Pemkab dan keluarga korban. Kita siapkan ruang di ruko kiri dan kanan gate 13, yang luasnya kira-kira 18 meter kali 14 meter," jelasnya.