SIAPA sangka, tim yang baru pertama kali tampil di kompetisi teratas sepakbola Indonesia seperti Bhayangkara FC, mampu keluar sebagai juara. Ketika kompetisi bergulir pada 15 April 2017, tim-tim tradisional seperti Persib Bandung, Persipura Jayapura hingga PSM Makassar lebih difavoritkan untuk menjadi juara.
Selain masalah tradisi, ketiga klub di atas bisa dibilang memiliki skuad yang lebih oke ketimbang The Guardian –julukan Bhayangkara FC. Namun, Bhayangkara FC asuhan Simon McMenemy membuat kejutan. Evan Dimas dan kawan-kawan membalikkan semua prediksi yang beredar luas di awal musim.
Di kompetisi Liga 1 2017, Bhayangkara FC dihuni mayoritas pemain muda. Mereka diperkuat eks personel Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri. Selain Evan Dimas, ada nama Ilham Udin Armaiyn, Awan Setho Raharjo hingga Putu Gede Juniantara. Sudah bermain di level junior membuat mereka tampil klop saat sama-sama bermain di level senior.
Dalam prosesnya menjadi juara, Bhayangkara FC tidak melaluinya dengan mudah. Di awal musim, Bhayangkara FC diperkuat penyerang asal Brasil yang sudah membela mereka sejak ISC 2016, Thiago Furtuoso. Namun, Thiago dinilai kurang tajam.
Tepat di tengah musim, mereka mendatangkan penyerang asal Montenegro yang sebelumnya pernah memperkuat Persib Bandung, Ilija Spasojevic. Hadirnya Spaso –sapaan akrab Spasojevic– rupanya mengerek prestasi Bhayangkara FC.
Sebelum Spaso datang, Bhayangkara FC hanya nangkring di posisi empat paruh musim Liga 2017 dengan koleksi 30 angka. Mereka terpaut dua poin dari Madura United di posisi puncak. Rupanya, kedatangan Spaso plus bantuan dari Paulo Sergio dan kawan-kawan, mengerek prestasi Bhayangkara FC.
Dari 17 pertandingan di putaran kedua, mereka mengemas 12 menang, dua imbang dan tiga kalah. Singkat kata, mereka menyegel gelar juara di pekan 33, setelah mengalahkan Madura United 0-3 di kandang lawan.
Gelar juara mereka memang sedikit ternoda oleh insiden yang melibatkan skorsing Mohamed Sissoko (Mitra Kukar). Namun tetap saja, Bhayangkara FC layak mendapat trofi berkat permainan maksimal sepanjang musim.
Selain gelar juara yang diraih Bhayangkara FC, kejutan juga terlihat setelah melihat tim-tim yang menduduki posisi dua klasemen akhir Liga 1 2017. Tak disangka-sangka, Bali United yang sempat memecat sang pelatih di awal musim, sanggup finis di posisi dua.
Kedatangan Widodo Cahyono Putro membuat Irfan Bachdim dan kawan-kawan tampil trengginas saat menjalani musim. Bahkan top skor Liga 1 2017 ialah bomber mereka yakni Sylvano Comvalius yang mengemas 37 gol.
Begitu juga dengan Persija Jakarta yang finis di posisi empat, meski sempat terseok-seok di awal musim. Pencapaian itu membuat Persija berhak mentas di AFC Cup 2018. Setelah melewati musim yang seru, harapannya Liga 1 2018 dapat berlangsung jauh lebih meriah.
(Ramdani Bur)