Sampai akhirnya Verdonk pulih dan tampil sejak menit awal saat melawan Irak. Daya juangnya di dalam lapangan bak gladiator meski gagal membawa Timnas Indonesia meraih kemenangan di laga krusial tersebut.
“Ketika di lapangan saya selalu kasih segalanya. Saya kesakitan atau tidak, saya selalu ingin bermain di laga ini dan membantu tim. Waktu saya di tribune lawan Arab Saudi, saya sampai gigit tangan sendiri karena ingin bermain,” ujar Verdonk.
“Ketika anda di bench atau di tribune, anda tidak bisa membantu tim. Kini kami melakukan segalanya buat pulih dan main buat lawan Irak. Sayangnya itu tidak cukup,” tukas eks bek NEC Nijmegen itu.
Verdonk tak bisa menutupi betapa menyakitkannya kekalahan dari Irak. Namun, ia berharap hasil ini dapat menjadi standar baru bagi Timnas Indonesia untuk menatap kompetisi Piala Asia.
“Saya pikir ini standar yang harus kami bawa ke lapangan untuk kedepannya. Kami harus fokus ke Piala Asia nanti. Tapi ini sangat menyakitkan,” pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)