"Kalau nama saya belum menemukan datanya, nama Gajayana untuk Malang kan raja Gajayana dan situs Kanjuruhan tertua di Jawa Timur, peradaban Malang sudah sejak ada 760 Masehi. Sudah peradaban maju sejak dahulu, mungkin itu kebanggaan juga," terang pengelola Museum Reenactor Ngalam itu.
"Jadi Kanjuruhan ini kerajaan tertua di Jawa Timur, seumuran dengan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat yang berdiri abad 7-8 Masehi. Jadi mungkin untuk pelestarian akhirnya diabdikan dengan sebuah nama stadion itu," tandasnya.
Sejak diresmikan, setidaknya ada sembilan tim sepakbola yang pernah bermarkas di Stadion Gajayana. Voetbalbond Malang en Omstreken (1924-1928), Malangshce Voetbal Bond (1928-1934), dan Malangshce Voetbal Unie (1934-1952) tercatat pernah menggunakannya.
Lalu, ada PSIM Malang (1934-1952), Persema Malang (1952-sekarang), dan Arema Indonesia (1987-sekarang) sebagai pengguna stadion. Disusul kemudian, Arema FC, Sumbersari FC (2018), di mana nama terakhir berkompetisi di Liga 3 Regional Jawa Timur.
Di Stadion Gajayana ini pula, pernah menjadi saksi Arema menggenggam juara era Galatama XII 1992-1993. Hingga sekarang, setidaknya Stadion Gajayana mampu menampung hingga 25.000 penonton sejak renovasi terakhir di 2008.
(Wikanto Arungbudoyo)