MALANG – Arema FC belum mencari manajer tim baru usai pengunduran diri Ali Rifki. Terkait hal ini, pihak manajemen Arema FC pun memilih berhati-hati dalam menentukan manajer tim baru. Bahkan, mereka membuka peluang untuk mengadopsi sistem manajerial di klub-klub di Eropa yang menggabungkan antara jabatan manajer dengan pelatih.
Ya, Ali Rifki mengundurkan diri dari jabatan manajer Arema FC pasca-tersingkir dari percaturan juara Liga 1 musim 2021. Sejumlah nama sebenarnya santer disebut akan mengisi kursi jabatan manajer tersebut.

Namun, pihak manajemen tim Singo Edan -julukan Arema FC- memastikan belum ada satu pun nama yang kuat menggantikan posisi jabatan Ali Rifki. Pihak manajemen mengaku sangat berhati-hati memilih pengganti Ali Rifki, mengingat jabatan manajer dinilai krusial dan dibutuhkan di tengah-tengah tim.
BACA JUGA: Demi Juarai Liga 1 Musim Depan, Presiden Arema FC Janji Bakal Bentuk Tim Terbaik
Media Officer Arema FC, Sudarmaji, menyatakan bahwa sampai akhir musim, untuk nama yang tertera dalam daftar susunan pemain seperti yang sudah terdaftar pada kompetisi masih tetap Ruddy Widodo dan Ali Rifki.
“Posisi itu sampai akhir liga akan tetap demikian sesuai dengan pendaftaran yang sudah dilakukan sebelumnya,” ungkap Sudarmaji, sebagaimana keterangan tertulisnya yang diterima MNC Portal Indonesia, Selasa (22/3/2022).
BACA JUGA: Penyebab Jadwal Pekan Ke-33 Liga 1 2021-2022 Alami Perubahan
Sudarmaji menambahkan, musim depan, Arema FC berencana mengadopsi sistem manajerial di klub liga-liga Eropa yang menggabungkan antara jabatan manajer dengan pelatih. Opsi itu masih menjadi bahan diskusi ke depannya antara tim dengan jajaran Aremania.
Namun, melihat euforia kompetisi musim depan, tidak menutup kemungkinan Arema FC menyerahkan jabatan manajer ke pendukung fanatik, Aremania.
“Diskusi tentang itu (manager coach) akan menarik, sebab kompetisi depan tantangannya makin kompetitif dan kita akan sambut kompetisi kembali dengan euforia penonton," ujar Sudarmaji.
"Mungkin saja ada wacana representasi fans bisa turut duduk di jajaran official untuk membantu komunikasi sekaligus bersama membangun kekuatan untuk tujuan prestasi,” tambahnya.
Seandainya hal itu benar terjadi, ini akan menjadi sebuah terobosan bagi Arema FC yang selama ini dikenal memiliki pendukung fanatik, yang selalu memberikan kritik konstruktif pada tim kesayangan mereka. Meski demikian, ia menyatakan bahwa di sisa dua pertandingan ini, dinilai terlalu cepat untuk menentukan siapa figur yang cocok.
Pihak Arema merasa lebih baik jika hal itu digodok menjadi sebuah konsep. Kemudian, mereka akan melakukan diskusi yang serius terkait program tersebut.

“Tentang wacana yang dilempar di publik tentang siapa yang pantas duduk sebagai manajer, akan lebih menarik ke depan kita diskusi edukatif, bukan tentang siapa manajernya, tapi akan menarik apa program ke depan yang bisa diemban manajer, untuk bersama-sama official dan tim serta fans untuk membawa Arema FC berprestasi, serta wacana modern tentang posisi manager coach,” jelasnya.
Sebelumnya, rentetan hasil buruk melawan sesama tim papan atas membuat peluang juara Arema FC tertutup. Hasilnya, Ali Rifki memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Manajer Ad Interim Arema FC, pada Senin 21 Maret 2022.
Arema FC sendiri kini berada di posisi kelima dengan torehan 59 poin. Arema FC kini mengincar posisi tiga besar agar memperoleh tiket AFC League, melalui jalur kualifikasi.
(Djanti Virantika)