BARCELONA – Presiden Barcelona, Joan Laporta, mengaku sangat percaya diri bisa mempertahankan Lionel Messi. Akan tetapi, Laporta tidak memungkiri rencana mereka mempertahankan Messi dapat gagal karena adanya aturan Financial Fair Play (FFP).
Sebagaimana diketahui, Messi secara mengejutkan meminta agar Barca memutus kontraknya agar ia bisa pindah ke klub lain pada bursa transfer musim panas 2020. Memanasnya hubungan Messi dan manajemen Barca bahkan baru mereda setelah Jorge Messi bertemu dengan Josep Maria Bartomeu.
Meski begitu tidak lantas membuat spekulasi mengenai masa depan Messi di Barca sirna begitu saja. Terlebih hingga kini, La Pulga –julukan Messi– masih belum menandatangani kontrak baru dari Barca. Padahal kontraknya bakal kadaluwarsa pada musim panas 2021.

Bahkan teranyar, Messi kabarnya tengah diminati PSG. Rumor kepindahan Messi ke PSG sendiri muncul usai pernyataan Leandro Paredes belum lama ini. Tidak hanya itu, permintaan transfer Messi sendiri merupakan tuntutan langsung Mauricio Pochettino kepada manajemen PSG.
Baca Juga: Meski Cinta, Lionel Messi Diragukan Bakal Bertahan di Barcelona
Akan tetapi belakangan muncul kabar bahwa PSG mulai mundur dari upaya pembajakan Messi. Bahkan Messi disebut-sebut sudah sepakat untuk menambah masa baktinya bersama Barca untuk dua musim ke depan.
Kini jelang peresmian perpanjang kontrak baru Messi, Barca kembali dihadapkan masalah pelik. Barca disebut-sebut terancam gagal merealisasikan keinginan mereka mempertahankan Messi gara-gara regulasi FFP.
Bahkan, Laporta sendiri yang mengonfirmasi perihal tersebut bebarapa waktu lalu. Meski begitu, Laporta mengaku sudah sangat yakin jika kapten klubnya tersebut bakal bertahan di Barca.

“Sepatu Leo Messi akan berlanjut di lapangan Camp Nou. Ia ingin bertahan. Saya tidak memikirkan tidak. Ini tidak mudah. Kami akan melakukan apa yang kami bisa,” jelas Laporta, seperti dilansir dari Sport, Jumat (25/6/2021).
Baca Juga: Lionel Messi Segera Resmi Perpanjang Kontrak 2 Tahun di Barcelona
“Tidak perlu merayunya, ia bertekad jika ada serangkaian keadaan untuk bertahan. Dalam hal ekonomi, ia membuatnya sangat mudah, tetapi Financial Fair Play adalah medan pertempuran lain,” tuntas pria berusia 58 tahun tersebut.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)