“Dan saya sudah katakan, 10 tahun kami tidak bermain di turnamen ini. Ketika bermain di level ini, ada perbedaan kualitas, kualitas individual,” kata Hodak.
“Bisa dilihat pemain nomor 11 (Franko Andrijasevic) dan 17 (Jean Evrard Kouassi) harganya separuh dari tim kami. Ketika kami melakukan kesalahan, mereka menghukumnya, mereka pesepakbola kelas atas,” tegas pria berusia 54 tahun itu.
Dengan kekalahan ini, perjalanan Persib di ACL 2 2024-2025 pun berakhir. Mereka finis di peringkat empat klasemen Grup F dengan lima angka.
“Satu hal lagi, hal penting menurut saya adalah kami dengan hasil yang didapat mendapat poin untuk membuat Indonesia punya dua tim di ACL,” tukas Hodak.
“Jadi ini hal yang penting untuk semua klub. Liga membantu kami, jadi kami juga mau membantu liga dan PSSI,” pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)