"Saya melanggar isolasi karena saya tidak mengetahui aturannya. Saya tahu itu sulit dipercaya, tapi itu benar. Di negara tempat saya berasal, dan bahkan di Italia, sejauh yang dapat kita lihat di Internet, siapa pun yang berada di karantina dapat keluar membuang sampah sekali sehari, pergi ke apotek atau toko,” ujar Jovic mengutip dari Goal pada medio Maret 2020.
"Saya pikir aturan yang sama diterapkan di sini. Ini kesalahan saya karena tidak melakukan penelitian yang lebih baik, tetapi saya pikir penting untuk menjelaskan kondisi dengan benar, terutama bagi orang-orang yang datang dari luar negeri. Niat saya bukan untuk menyalahkan pihak berwenang atas ketidaktahuan saya, saya sadar bahwa saya mengasingkan diri dan ada dokumen yang membuktikannya,” lanjutnya.
"Ketidaktahuan saya adalah saya tidak tahu bagaimana saya harus bersikap. Sekali lagi, saya bersikeras itu karena kondisi. Tentu saja, saya siap menanggung konsekuensi dari tindakan saya,” tukas Jovic.
Semenjak didatangkan Madrid pada musim panas 2019, Luka Jovic gagal menampilkan performa brilian. Didaratkan dari Frankfurt seharga 60 juta euro, Luka Jovic baru mengemas dua gol dan dua assist dari 31 pertandingan di semua kompetisi.
(Fetra Hariandja)