TURIN – Rumor kehadiran Lionel Messi di Juventus pada bursa transfer musim panas 2020 membuat banyak pihak mengernyitkan dahi. Sebab, Juventus bisa saja melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) karena pos pengeluaran mereka diprediksi melonjak drastis seiring kehadiran Messi.
Sekadar informasi, gaji Messi bersama Barcelona saat ini berada di kisaran 47 juta pounds atau sekira Rp927 miliar per tahun. Angka itu jauh di atas Cristiano Ronaldo yang saat ini berstatus sebagai pemain Juventus dengan gaji tertinggi, yakni 30 juta euro (Rp526,6 miliar) per tahun.
Sebelum ada aturan FFP pada 2011, klub-klub yang dimiliki investor kaya bisa dengan mudah mendatangkan pemain bintang yang mereka incar. Namun, sejak 2011 segalanya berubah.
Saat itu, UEFA mengeluarkan aturan FFP. Maksud UEFA sebenarnya baik. Mereka meluncurkan FFP dengan tujuan klub-klub tidak mengalami kerugian akibat pengeluaran yang tidak terkontrol.
Tak jarang akibat pengeluaran yang tidak karuan, sejumlah klub mengalami kerugian dan berujung kebangkrutan. Beberapa klub top yang sempat bangkrut karena terlalu jorjoran pada bursa transfer adalah Lazio, Parma hingga Leeds United.
BACA JUGA: Menanti Kombinasi Messi, Cristiano Ronaldo dan Suarez di Lini Depan Juventus
Karena itu, sejak 2011 UEFA meluncurkan FFP demi mengatur pengeluaran seluruh klub Eropa. Namun, yang jadi pertanyaan, apakah klub benar-benar tunduk dengan aturan FFP?
Semenjak diambil alih Nasser Al-Khelaifi pada 2011, Paris Saint-Germain (PSG) dikenal jorjoran di pasar transfer. Bahkan pernah pada musim panas 2017, PSG mengeluarkan 402 juta euro atau sekira Rp7,06 triliun hanya untuk mendatangkan dua pemain, yakni Neymar Jr dan Kylian Mbappe.
(PSG mengeluarkan Rp7,06 triliun untuk mendatangkan Neymar dan Mbappe)
Namun, apakah PSG pernah dianggap UEFA melanggar aturan FFP? Jawabannya tidak. Kemudian pada awal tahun ini, Manchester City dinilai UEFA melanggar aturan FFP karena memanipulasi dana sponsor utama mereka, Etihad.
Akibat dugaan pelanggaran di atas, UEFA melarang Man City tampil di kompetisi antarklub Eropa selama dua tahun! Akan tetapi, setelah banding ke pengadilan arbitrase olahraga (CAS), Man City dinyatakan tidak bersalah.
Karena itu, melihat perkembangan terkini, sejumlah klub memiliki cara untuk mengakali aturan FFP. Bukan tak mungkin, cara yang sama akan dilakukan Juventus supaya mereka bisa menduetkan Ronaldo dan Messi di lini depan mereka per musim ini.
(Fetra Hariandja)