MILAN – Calciopoli pernah jadi catatan kelam dalam Serie A, 2006 silam. Presiden baru Inter Milan, Erick Thohir, amat berharap aib yang melukai sepakbola Italia itu tak lahir kembali.
Thohir merasa sedianya Calciopoli masih mungkin bereinkarnasi, lantaran Serie A masih dianggap belum terbuka, belum transparan pada beberapa aspeknya.
Pebisnis asal Indonesia itu pun merujuk referensi terkait globalisasi, sekaligus kebijakan pintu terbuka soal manajemen kompetisi dan klub, guna menangkal munculnya kembali skandal hitam tersebut.
“Setiap komponen dalam sepakbola Italia, termasuk pemerintah, klub-klub, otoritas liga, harus lebih ramah pada globalisasi,” seru Thohir kepada CNN, Kamis (16/10/2014).
“Lihat Major League Soccer (liga Amerika Serikat), banyak investor yang masuk ke AS karena cara dan struktur industri olahraga di sana sangat transparan dan aman buat para investor. Mereka paham apa yang bisa mereka harapkan dari sepakbola,” lanjutnya.
Sebelum akhirnya mengakuisisi Inter saja, Thohir mengaku mendapat sejumlah kesulitan, lantaran beberapa kebijakan manajemen cenderung tertutup. Padahal jika Calciopoli kembali terjadi, maka akan jadi bencana yang bahkan bisa “membunuh” Serie A.
“Di Serie A tidak mudah, saya sedikit beruntung. Tapi saya pikir ini akan jadi tantangan buat siapapun dalam sepakbola di Italia, untuk bisa lebih transparan dan terbuka,” imbuh Thohir lagi.
“Saya bilang pada sebagian besar relasi saya di sepakbola Italia, bahwa jika Calciopoli kembali terjadi, skandal itu akan jadi titik kematian Serie A. Kita takkan hanya jadi (kompetisi) nomor dua, tiga atau empat lagi, melainkan kesembilan,” tuntasnya.
(Randy Wirayudha)