
Sebelum berkarier di Indonesia pada 2017, Sylvano Comvalius pernah membela sejumlah klub top Eropa, salah satunya Dynamo Dresden dari Jerman. Di tahun pertama berkarier di Indonesia, penyerang berdarah Belanda ini langsung menjadi top skor Liga 1 2017, tepatnya dengan koleksi 37 gol untuk Bali United!
Namun, ia justru marah dan kapok berkarier di Indonesia. Sylvano Comvalius menilai sang klub, Bali United, dirugikan penyelenggara kompetisi.
Saat itu, klub kebanggaan masyarakat Bali ini di ambang menjadi juara Liga 1 2017. Namun, pesaing Bali United dalam perebutan gelar juara saat itu, Bhayangkara FC, ketiban durian runtuh. Laga melawan Mitra Kukar yang awalnya berakhir 1-1, berubah 3-0 untuk kemenangan Bhayangkara FC.
Hasil berubah karena Mitra Kukar memainkan Mohamed Sissoko yang sebenarnya masih menjalani sanksi kartu. Alhasil, di akhir kompetisi, poin Bhayangkara FC dan Bali United sama kuat. Efek kalah head-to-head, Bali United harus rela melihat Bhayangkara FC juara Liga 1 2017.
“Jadi, selamat datang di sirkus. Siapa yang ingin melihat keajaiban? Apa pun yang terjadi, kita harus bangga pada musim ini. Bersama-sama kita melakukan pekerjaan yang menakjubkan. Mari berharap dan berdoa untuk akhir yang baik," tulis Comvalius di media sosial Instagram-nya saat itu.

Boubacar Sanogo berpengalaman membela Hamburg SV (2006-2007) dan Werder Bremen (2007-2009). Pemegang 21 penampilan bersama Timnas Pantai Gading ini juga tiga tahun (2009-2012) membela klub asal Prancis, Saint-Etienne.
Singkatnya pada Liga 1 2017, Boubacar Sanogo memilih melanjutkan karier bersama Madura United. Sayangnya, penyerang yang kini berusia 38 tahun dipecat Madura United ketika baru tiga bulan merumput di sana. Karena itu, Boubacar Sanogo pun kapok bermain di Indonesia.
“Saya tidak suka di sana (Indonesia). Strukturnya sangat memprihatinkan. Kami bahkan tidak memiliki ruang ganti dan shower di tempat latihan,” kata Sanogo kepada T-Online.