MALANG – Manajemen Arema FC memastikan takkan memenuhi kuota 11 pemain asing yang sudah diatur oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator Super League 2025-2026. Pasalnya Arema FC telah belajar dari kasus pemain asing, Wiliam Marcilio yang mengganggu kondisi ruang ganti karena tak mendapatkan menit bermain.
Memang di bursa transfer jelang Super League 2025-2026, Singo Edan masih kurang aktif. Pemain yang didatangkan didominasi oleh pemain asing. Tepatnya sejauh ini Arema FC sudah memiliki 8 pemain asing.
Ke-8 pemain itu terdiri dari empat pemain asing lama yang dipertahankan dari musim lalu, ditambah dengan empat pemain asing baru untuk musim 2025-2026. Pemain baru itu adalah Paulinho Moccelin, Valdeci Moreira, Odivan Koerich, dan Yann Motta.
Kehadiran Paulinho Moccelin di posisi gelandang dan bisa bermain di winger, Valdeci Moreira pada posisi gelandang serang, Odivan Koerich di posisi bek tengah, dan Yann Motta yang bisa bermain di posisi bek tengah dan beberapa posisi lini belakang melengkapi potongan puzzle Arema FC.
Makanya ketika kuota pemain asing ditambah menjadi 11 pemain, tapi yang diperbolehkan dimainkan hanya 8 pemain, manajemen Singo Edan memutuskan tak mengambilnya.
Menurut General Manager Arema FC Muhammad Yusrinal Fitriandi, memaksimalkan jumlah pemain asing sesuai kuota yang diperbolehkan PT LIB sangat berisiko dan terkesan kurang efisien.
"Kita semua mempertimbangkan tidak (memenuhi kuota 11 pemain asing), yang sesuai kebutuhan saja," kata Yusrinal Fitriandi, saat ditemui di Malang, Jumat (11/7/2025).
Memiliki 11 pemain asing dan cuma memainkan 8 orang di tim, artinya ada tiga pemain yang tidak dimainkan. Apalagi Arema FC punya pengalaman buruk terhadap pemain asing yang dicadangkan sehingga mengganggu stabilitas bangku cadangan.
Sosok Wiliam Marcilio disebut jadi pelajaran berharga, ketika jarang dimainkan akan memberikan tekanan di ruang ganti tim. Saat itu informasinya sang pemain menginginkan menit bermain lebih hingga diduga mempengaruhi kondisi ruang ganti pemain.
"Pengalaman kita agak problem di tim, karena pasti mereka yang pengen bermain itulah, itu agak mengganggu ruang ganti, ya sebanyak-banyaknya 9 lah," sambung Yusrinal.
Sebagai informasi, peraturan kuota 11 pemain asing diberlakukan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) pasca Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Senin 7 Juli 2025 lalu. Dari 11 pemain sesuai aturan masing-masing tim hanya diperbolehkan memainkan 8 pemain asing maksimal.
Tak hanya itu, tim Liga 1 juga masih tetap diwajibkan untuk memasukkan satu nama pemain di bawah usia 23 tahun ke dalam daftar susunan pemain yang dimainkan. Pemain muda itu wajib dimainkan selama minimal 45 menit di setiap pertandingan.
Satu lagi keputusan yang diambil oleh operator kompetisi yakni mengganti nama kompetisi Liga 1 menjadi Super League dan Liga 2 berubah jadi Pegadaian Championship, sedangkan PT LIB selaku operator kompetisi berganti nama menjadi I League.
(Rivan Nasri Rachman)