JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Indonesia, Dito Ariotedjo ingin Indonesia kembali memiliki Liga Putri. Karena itu, Dito akan mencoba meminta PSSI untuk segera menggulirka kompetisi sepakbola antar pemain putri tersebut.
Kompetisi profesional putri itu terakhir digelar pada 2019 lalu. Setelah itu kompetisi tersebut mati suri karena belum kunjung digelar kembali.
Dito mengatakan Liga Putri adalah sebuah kebutuhan untuk saat ini. Dia menilai PSSI bisa menggelar ajang itu dengan sederhana dan terus meningkatkannya seiring berjalannya waktu.
"Kami juga ingin Liga Putri ini segera diselenggarakan," kata Dito di Jakarta, Rabu (9/7/2025).
"Ya, mungkin nanti saya akan memberikan masukan ke PSSI bahwa mungkin ya bisa diselenggarakan juga secara praktis. Jadi, mungkin jangan yang bersifat grande dulu," tambahnya.
Pria berusia 34 tahun itu menilai kehadiran Liga Putri akan menumbuhkan semangat berkompetisi para pemain putri Tanah Air. Nantinya, dia akan membahas lebih lanjut soal Liga Putri bersama PSSI.
"Ini kan kita memulai untuk memberikan pemicu dan juga suntikan agar atlet-atlet putri bola se-Indonesia ini bisa ter-scouting juga. Ya, ini nanti kita akan membahas dengan PSSI," lanjut Dito.
PSSI berencana menggulirkan Liga Putri pada 2027 mendatang. Tentunya hal tersebut mundur dari yang semestinya digelar pada 2026.
Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir tidak mau tergesa-gesa untuk kembali menggulirkan Liga Putri karena menilai masih terbatasnya talenta pemainnya. Dia khawatir jika Liga Putri tidak disiapkan dengan matang, maka nantinya tak akan bertahan lama.
"Karena sepak bola perempuan mati suri cukup lama. Jadi kalau sekadar, 'Ayo! Liga Putri!' terus dibangun satu tahun, terus berhenti. Karena talentanya tidak ada. Karena kami tidak mau liganya jalan, nanti mati lagi," kata Erick Thohir, pada 2 Juli 2025 lalu.
"Jadi, saya dengan tekanan dihujat (karena) Liga putri tidak jalan. Saya (tetap) tidak berpikir tergesa-gesa," tutupnya.
(Rivan Nasri Rachman)