Untuk menghindari kejadian menyedihkan seperti itu, pentingnya kesehatan mental para pesepakbola harus lebih disuarakan lagi. Adanya psikolog olahraga di tiap klub sudah sangat membantu untuk menjaga mental para pemain, tetapi sebagai penonton, kita juga dapat berkontribusi dengan menebarkan pesan suportif dan tidak kelewatan saat mengkritik para pemain.

(Gabriel Batistuta, bantu AS Roma juara Liga Italia 2000-2001)
Sekaligus merayakan World Mental Health Day, melalui tulisan ini saya ingin mengapresiasi para pesepakbola yang sudah mati-matian berjuang di lapangan dan berusaha memberikan yang terbaik bagi klub, fans dan keluarga sekalipun sedang mengemban masalah.
Tidak seperti luka fisik, memang gangguan mental tidak mudah dilihat oleh kasat mata. Karena itu, inisiatif dari orang sekitar untuk memastikan juga merupakan hal yang penting untuk mencegah kasus-kasus menyedihkan yang sudah disebutkan di atas kembali berulang.
Di sini, saya juga ingin mengatakan kalau pergi ke ahli dan melakukan pengobatan terkait gangguan mental bukanlah sebuah aib, di luar sana, banyak sekali psikolog yang secara terbuka siap melayani dan mendampingi kita lewat konsultasi.
Terakhir, pesan bagi para pesepakbola, janganlah segan untuk menceritakan masalah yang dirasakan kepada orang terdekat atau para ahli agar tidak lagi terjadi kejadian menyedihkan seperti yang sudah-sudah.
Semoga, ke depannya fasilitas penanganan mental juga bisa ditingkatkan kualitasnya serta diperbanyak kutantitasnya. Untuk para fans dan penonton sepakbola, semoga ke depannya kita semua lebih memperhatikan lagi kondisi mental pemain jagoan kita. Karena sepatah dua patah kata menyakitkan yang keluar dari mulut kita, bisa tinggal bertahun-tahun di hati pemain dan dapat berakibat buruk pada psikis mereka.
Mengutip dan memodifikasi sedikit apa kata Seurieus Band, rocker pesepakbola juga manusia, punya rasa, punya hati. Jangan samakan mereka dengan pisau belati!
Penulis: Dimas Adytya Putranto aktif di Persma Erythro, Fakultas Psikologi, Universitas Sebelas Maret.
(Dimas Khaidar)