MEDIA Malaysia, Makan Bola, menyindir Indonesia, tepatnya netizen Tanah Air. Sindiran itu dilontarkan karena kesal Liga Super Malaysia kerap disebut netizen Indonesia sebagai Liga Petani.
Liga Petani kerap ditujukan kepada kompetisi yang juaranya itu-itu saja. Di Eropa, Liga Prancis dan Liga Jerman masuk kategori Liga Petani, mengingat PSG (Prancis) dan Bayern Munich (Jerman) mendominasi kompetisi di sana.
(JDT, kekuatan utama di sepakbola Malaysia saat ini)
Begitu juga dengan Liga Super Malaysia. Mereka layak disebut Liga Petani karena dalam delapan musim terakhir (2014-2021), gelar juara Liga Super Malaysia selalu disabet Johor Darul Takzim (JDT)
Karena itu, ketika calon pemain naturalisasi Timnas Indonesia, Jordi Amat, diresmikan sebagai pemain JDT, sejumlah oknum pencinta Timnas Indonesia tak menyetujui keputusan bek asal Spanyol tersebut.
Penyebabnya karena Liga Malaysia kualitasnya disebut tak jauh dari Liga Indonesia. Padahal, faktanya, peringkat Liga Malaysia dan Liga 1 (Indonesia) berbeda jauh.
Dalam ranking kompetisi Asia saat ini, Malaysia menduduki peringkat sembilan Asia. Jika hanya menghitung zona timur saja, Malaysia menempati peringkat empat.
Bagaimana dengan Indonesia? Secara keseluruhan di Asia, Indonesia menempati posisi 27! Sementara itu, jika menghitung kawasan timur saja, Indonesia menduduki posisi 11.