SIDOARJO – Kekalahan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 dari Timnas Malaysia U-19 melalui drama adu penalti di Stadion Gelora Delta Sidoarjo ,menyajikan beberapa fakta menarik. Berikut 8 fakta pertandingan Timnas Indonesia U-19 kontra Timnas Malaysia U-19.
8. Kehadiran Egy Maulana Vikri

Meski didaftarkan oleh PSSI untuk mengikuti sejak awal penyelenggaraan Piala AFF U-19, nama Egy Maulana Vikri baru saja bergabung bersama skuad pada Selasa malam 10 Juli 2018.
Ia absen dalam laga Fase Grup A Piala AFF U-19 karena harus mengikuti pemusatan latihan timnya yakni Lechia Gdansk di Opalenica, Polandia hingga 7 Juli 2018 lalu. Pemain kelahiran Medan itu pun bertolak ke Indonesia pada Selasa 10 Juli 2018 dari Polandia.
Laga melawan Timnas Malaysia U-19 menjadi laga perdananya di Piala AFF U-19 bersama rekan-rekannya.
Sepanjang pertandingan, peran Egy begitu sentral. Ia kerap kali menjadi motor serangan Garuda Nusantara –julukan Timnas Indonesia U-19. Beberapa kali penetrasi dan umpannya cukup merepotkan lini belakang Malaysia. Di pertandingan ini pula Egy mencatatkan namanya di daftar pencetak gol Timnas Indonesia U-19 melalui titik putih di awal pertandingan.
Di sisi lain ‘Egy sentris’ membuat serangan Timnas Indonesia U-19 sedikit monoton. Pemain belakang Malaysia sudah bisa membaca sehingga kerap kali serangan Indonesia kandas.
7. Pengamanan yang Diperketat
Mengingat lawan yang dihadapi di semifinal Piala AFF U-19 merupakan ‘musuh bebuyutan’, PSSI memperketat pengamanan pertandingan dengan penambahan personel kepolisian dan pemeriksaan ketat di setiap pintu masuk.
“Keamanan kita perketat . Kalau kemarin fase grup ada 500 orang. Semifinal ada 700 aparat keamanan dikerahkan,” tutur Media Officer PSSI, Bandung Saputra.
Pihak PSSI dan Panpel juga telah memperketat penjagaan di semifinal kontra Malaysia.
“Kita bagi pengamanan dalam 3 ring, ring 1, ring 2, dan ring 3. Disetiap ringnya nanti akan diperiksa ketat,” tambah Bandung.
Benar saja, beberapa aparat kepolisian dari Polresta Sidoarjo, Brimob, dibantu TNI turut mengamankan jalannya laga Timnas Indonesia U-19 kontra Malaysia.
6. Timnas Indonesia U-19 Manfaatkan Sisi Sayap
Kehadiran Egy Maulana berefek pada permainan Timnas Indonesia U-19. Anak asuh Indra Sjafri ini banyak memanfaatkan sisi sayap guna mengobrak-abrik lini pertahanan Malaysia.
Selain itu, menumpuknya lini tengah Malaysia yang diisi lima gelandang memaksa, Nurhidayat dan kawan-kawan memanfaatkan lebar lapangan untuk membangun serangan. Gol cepat di menit ke-2, merupakan hasil kreasi memanfaatkan sisi lebar lapangan. Tusukan Saddil Ramdani di sisi kiri pertahanan Malaysia diakhiri pelanggaran oleh bek lawan di kotak penalti.
Beberapa kali penetrasi dari Saddil di sisi kanan dan Witan Sulaeman (kiri) kerap kali merepotkan pertahanan Malaysia. Masuknya Todd Rivaldo Ferre di awal babak kedua menggantikan Muhammad Rafli Mursalim kian mempertegas serangan Indonesia melalui sisi sayap. Akan tetapi, kegemilangan dan penjagaan ketat pemain Malaysia membuat serangan-serangan tersebut kandas.
5. Cederanya Dua Pemain Timnas Indonesia U-19

Entah berpengaruh atau tidak, keluarnya dua pemain Timnas Indonesia U-19 yakni Egy Maulana dan Saddil Ramdani, akibat cedera membuat serangan Indonesia di 10 menit terakhir sedikit kurang menggigit.
Alhasil. serangan yang sering diawali dari Saddil Ramdani, Egy Maulana, Witan Sulaeman, dan Todd Rivaldo, menjadi kurang menggigit pasca-keluarnya Egy dan Saddil.
Dampak lainnya ketika memasuki adu penalti, Egy dan Saddil yang menjadi dua algojo utama pilihan Indra Sjafri harus digantikan dengan pemain lainnya.
“Saya pikir penalti itu bola Egy dan Saddil. Sayang mereka bermasalah jadi kita ganti,” keluh Indra Sjafri saat konferensi pers.
Hanis Saghara yang menggantikan peran Egy pun gagal mengeksekusi penalti dalam drama adu penalti.
4. Penyelamatan Gemilang Penjaga Gawang Malaysia

(Azri tampil gemilang. Foto: Avirista/Okezone)
Serangan sporadis Timnas Indonesia U-19 lagi-lagi harus berujung dengan ketangguhan penjaga gawang lawan, Muhammad Azri. Beberapa kali peluang pemain Garuda Nusantara dipatahkan penjaga gawang nomor punggung 22 ini. Alhasil, pertandingan di waktu normal berakhir 1-1 dan harus dilanjutkan ke babak adu penalti.
Di babak adu penalti, tuah Azri berlanjut. Dua penendang Timnas Indonesia U-19 yakni Witan Sulaeman dan Hanis Saghara digagalkannya. Pelatih Timnas Malaysia U-19, Bojan Hondak mengakui penampilan penjaga gawangnya menjadi salah satu kunci keberhasilan memenangkan pertandingan kali ini.
“Penjaga gawang kita berada dalam kepercayaan diri tinggi,” terang pelatih asal Kroasia ini.
3. Lemparan Botol dan Nyala Flare
Laga semifinal Piala AFF U-19 2018, antara Timnas Indonesia U-19 kontra Timnas Malaysia U-19, berjalan panas. Rivalitas keduanya membuat atmosfer pertandingan memanas, bahkan merambat sampai ke tribun penonton.
Beberapa kali lemparan benda-benda dari tribun penonton diarahkan ke kubu Timnas Malaysia U-19. Salah satunya saat sebuah botol minuman mengenai pemain bernomor punggung 6, Nabil Hakim di pertengahan babak kedua saat akan melakukan lemparan kedalam di sisi kanan Garuda Nusantara.
Puncak dari lemparan benda-benda dari tribun saat Timnas Malaysia U-19 memastikan kemenangan melalui adu penalti.
Sejumlah benda mulai dari botol plastik, kacang, hingga plastik berisikan air mineral ‘menghujani’ bangku cadangan Malaysia. Hal ini membuat aparat kepolisian menarik kubu Malaysia ke tengah lapangan dan melakukan penjagaan ketat.
Tak hanya tim Malaysia, wasit Clifford Daypuyat asal Filipina pun tak lepas dari lemparan penonton di tribun VIP saat jajaran wasit meninggalkan lapangan pasca-selesainya adu penalti yang dimenangkan Malaysia.
Alhasil. baik jajaran wasit maupun tim Malaysia meninggalkan lapangan dengan kawalan ketat aparat kepolisian. Dari tribun utara, tiga flare menyala sesaat setelah Malaysia menang melalui adu penalti.
Beruntung di luar stadion tak ada insiden berarti saat Malaysia keluar sekitar pukul 22.00 WIB, sesaat setelah Timnas Indonesia U-19 meninggalkan stadion.
2. Lampu Stadion Sempat Padam

(Lampu Stadion sempat padam. Foto: Avirista/Okezone)
Memasuki babak adu penalti pasca-hasil 1-1 di waktu normal, tiba- tiba lampu stadion di empat sisi padam.
Alhasil, eksekusi pertama Timnas Indonesia U-19 oleh Muhammad Luthfi dihentikan wasit sampai menunggu lampu nyala semuanya. Butuh waktu waktu sekira dua menit untuk lampu menyala dalam kondisi normal kembali.
Pelatih Indra Sjafri mengisyaratkan padamnya lampu stadion sedikit memengaruhi anak asuhnya dalam mempersiapkan tendangan penalti. Akan tetapi, ia menepis hal itu menjadi faktor kunci kegagalan timnya di drama adu penalti.
“Kita tidak tahu juga mengapa lampu bisa mati? Saya kira Malaysia juga merasa terganggu,” tutur pelatih 55 tahun ini.
1. Rekor Tak Pernah Menang Timnas Indonesia U-19

Hasil 1-1 di waktu normal selama 90 menit kontra Timnas Malaysia U-19, membuat rekor tak pernah Timnas Indonesia U-19 kian panjang. Laga Kamis malam menjadi pertemuan kelima, Timnas Indonesia U-19 dengan Timnas Malaysia U-19. Di empat laga sebelumnya, Timnas Indonesia U-19 belum pernah mencatatkan kemenangan sekalipun.
Garuda Nusantara – julukan Timnas Indonesia U-19, hanya meraih 3 kali imbang dan menelan satu kali kekalahan. Alhasil, dari lima kali pertemuan, Indonesia meraih 4 kali imbang dan sekali kalah.
Sebelumnya di Piala AFF U-19 2013 yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Timnas Indonesia U-19 juga berhasil ditahan Malaysia 1-1 di Fase Grup A.
(Ramdani Bur)