Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

FOKUS: Getir Garuda di Rajamangala

Randy Wirayudha , Jurnalis-Senin, 19 Desember 2016 |06:04 WIB
FOKUS: Getir Garuda di Rajamangala
Indonesia harus puas untuk kesekian kalinya hanya jadi runner-up Piala AFF (Foto: Antara)
A
A
A

Memang, target awal yang dibebankan pada mereka hanyalah lolos ke semifinal. Persiapan pun terbilang mepet. Belum lagi pelatih Alfred Riedl hanya bisa memilih dua pemain dari tiap klub demi membentuk sebuah tim yang belum lama lepas dari sanksi FIFA.

 Jika dibilang kita tak pantas menang, tidak juga. Tapi jika dikatakan Thailand lebih layak menang, bisa dibilang begitu. Tim asuhan Kiatisuk Senamuang itu sudah terbentuk sejak beberapa tahun ke belakang dan karenanya, jangan dibandingkan dengan persiapan timnas kita yang cuma 3-4 bulan.

Selain kebanggaan, kita boleh berharap bahwa ke depannya hasil timnas bisa lebih baik. Tengok saja komposisi tim yang rata-rata berusia 25 tahun. Pemain yang tergolong tua hanya dua dengan usia 30 tahun, yakni Boaz Salossa dan Beny Wahyudi.

Tahun ini kita memang belum bisa mengukir sejarah baru dan belum bisa menghadiahkan trofi ke Ibu Pertiwi. Namun kalau ingin tahu dan belum banyak orang sadar, adalah dampaknya.

Dampak persatuan dan nasionalisme yang bergejolak lagi melihat perjuangan timnas. Ini pula yang disuarakan Stefano Lilipaly, salah satu pemain timnas yang berasal dari naturalisasi dan mengaku bangga jadi orang Indonesia via akun Instagram-nya.

Saya mohon maaf kepada semuanya karena kami belum bisa membawa pulang piala itu, tapi saya pikir piala itu tidak terlalu penting karena piala hanyalah sebuah simbol. Yang terpenting adalah cara kita berjuang, kita semua bekerjasama demi negeri kita tercinta INDONESIA.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement