MANAJEMEN Persib Bandung angkat bicara mengenai mes mereka di Stadion Sidolig yang kini ditempati PSBS Biak. Hal itu terjadi mulai awal Juli 2025.
Padahal, mes ini sudah cukup lama ditempati Persib Bandung. Setidaknya, selama 18 tahun atau diawali pada 2007.
Vice President PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Andang Ruhiat, menjelaskan bahwa sejak awal musim kompetisi 2025-2026, Persib telah memutuskan untuk bermarkas di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Tidak hanya lapangan utama yang digunakan, Persib Bandung juga menjadikan lapangan pendamping yang berada di timur Stadion GBLA sebagai pusat kegiatan dalam menjalankan program latihan.
“Fasilitas ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang untuk meningkatkan kualitas persiapan tim dan efisiensi operasional harian,” ujar Andang, Selasa (1/7/2025).
Selain GBLA, Persib juga telah menyiapkan opsi cadangan apabila lapangan pendamping memasuki masa perawatan atau tidak dapat digunakan. Ada Stadion Sport Jabar yang berada di Arcamanik Bandung.
“Stadion Arcamanik, akan menjadi lokasi alternatif yang telah kami koordinasikan sejak awal bersama pihak terkait,” katanya.
Terkait penggunaan Stadion Sidolig oleh PSBS Biak FC sebagai lokasi latihan, Andang memastikan Persib tak mempermasalahkannya. Apalagi, Stadion Sidolig bukan milik Persib melainkan aset milik Pemerintah Kota Bandung.
“Oleh karena itu, kami sama sekali tidak mempermasalahkan jika stadion tersebut disewakan kepada klub lain, selama prosesnya mengikuti ketentuan dan prosedur yang berlaku,” tegasnya.
Saat ini pun, Persib sudah secara resmi bermarkas di Stadion GBLA. Stadion yang terletak di Gedebage Kota Bandung. Ini telah menjadi bagian integral dari identitas timnya dalam beberapa musim terakhir.
“Dan saat ini sedang menjalani tahap renovasi serta penyempurnaan fasilitas untuk menyambut Liga 1 musim 2025-2026 yang dijadwalkan bergulir pada bulan Agustus mendatang,” ucap Adang.
“Bagi kami, hal ini justru mencerminkan bagaimana Bandung sebagai kota sepak bola dapat memberikan ruang yang inklusif bagi perkembangan berbagai klub. Kami mendukung penuh inisiatif yang memperkuat ekosistem sepak bola nasional, selama tetap mengedepankan kolaborasi yang sehat dan profesional,” lanjutnya.
“Kami percaya bahwa konsistensi dalam perencanaan operasional, transparansi dalam pengelolaan fasilitas, dan komunikasi yang baik antar pemangku kepentingan adalah kunci untuk membangun sepak bola Indonesia yang lebih maju,” pungkasnya.
(Djanti Virantika)