Lebih lanjut, Erwin tidak hanya menyoroti internal klub dan suporter, tetapi juga menaruh harapan pada pihak kepolisian. Arema FC memohon agar kepolisian melakukan evaluasi terhadap pola pengamanan dan penertiban, terutama di area zona 4 atau di luar stadion.
Erwin yakin pihak kepolisian akan bertindak profesional dalam mengungkap kasus tersebut. Dengan begitu, pelaku penyerangan bisa ditangkap.
"Kami juga memohon kepada pihak kepolisian untuk mengevaluasi pola pengamanan dan penertiban, terutama di area zona 4 di luar stadion. Kami percaya pihak kepolisian akan segera mengungkap dan menangkap pelaku penyerangan," terangnya.
Insiden pelemparan batu ke bus Persik Kediri terjadi usai laga Arema FC melawan Persik di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Peristiwa ini terjadi pada Minggu 11 Mei 2025 sekira pukul 18.15 WIB. Kala itu, tim Persik Kediri pulang dari stadion menuju ke Hotel Grand Miami, Kepanjen.
Bus Persik kemudian dilempar batu saat baru keluar dari halaman stadion, lalu masuk Jalan Trunojoyo, Kepanjen. Diduga, lemparan batu itu karena adanya oknum Aremania yang kecewa akibat kekalahan telak 0-3 atas Persik.
Akibat kejadian itu, kaca bus yang dinaiki Persik Kediri mengalami kerusakan di bagian depan sebelah kiri. Pecahan kaca juga sampai membuat pelatih Persik Kediri, Divaldo Alves, dan asistennya terluka.
(Djanti Virantika)