Di sisi lain, General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, menghormati dan senang proses pertemuan dengan kepolisian, pihak pemerintah daerah, PT Waskita Karya, dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Bagi manajemen Singo Edan -julukan Arema FC, proses pemulihan para korban dan keluarganya, harus melibatkan sejumlah stakeholder termasuk jajaran pemerintahan.
"Mungkin kita minta maaf karena fokus kita bukan tidak mengurangi rasa hormat kepada keluarga korban. Tapi, kondisi yang membuat tidak memungkinkan bertemu dulu (dua tahun terakhir)," kata Yusrinal Fitriandi usai diskusi.
"Kita sangat senang adanya Pak Kapolres, Pak Bupati, menjembatani ini sebenarnya dengan forum silaturahmi. Ini kesempatan buat kita juga agar bisa bertemu dengan keluarga korban," lanjutnya.
Sebagai informasi Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, tengah dalam proses renovasi pasca tragedi kemanusiaan yang menewaskan 135 orang dan membuat 609 orang lebih luka. Proses renovasi stadion sendiri bakal menelan biaya Rp330 miliar yang diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Renovasi Stadion Kanjuruhan ini menjadi bagian dari beberapa perbaikan stadion di Indonesia agar lebih sesuai standar FIFA. Stadion-stadion ini di antaranya Stadion Demang Lehman di Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Stadion Jatidiri di Semarang; Stadion Segiri Samarindal Stadion BJ Habibie di Parepare, Sulawesi Selatan; Stadion Gelora Delta Sidoarjo; hingga Stadion Surajaya, Lamongan.
(Djanti Virantika)