DUBLIN – Pemain Atalanta, Marten de Roon bertekad memutus rekor tak terkalahkan Bayer Leverkusen saat kedua tim berjumpa di final Liga Europa 2023-2024. Bukan karena ingin sekadar menghentikan kesaktian Leverkusen, De Roon mau menang agar La Dea –julukan Atalanta– menjadi juara kompetisi Liga Europa tersebut.
Ya, Atalanta akan bersua dengan Bayer Leverkusen di final Liga Europa 2023-2024. Pertandingan pamungkas itu akan digelar di Aviva Stadium, Dublin, Irlandia pada Kamis 23 Mei 2024 pukul 02.00 WIB.
Laga tersebut akan menjadi krusial bagi Atalanta. Sebab, ini akan menjadi peluang emas La Dea menjuarai trofi kompetisi Eropa pertama sepanjang sejarah mereka. De Roon percaya, Atalanta mampu mengangkat trofi Eropa pertama itu.
Pemain asal Belanda itu diketahui tidak akan bermain dalam laga mendatang karena menderita cedera hamstring. Namun, De Roon menegaskan siap berteriak sekencang mungkin untuk menyemangati rekan setimnya.
“Kami menjalani musim yang hebat dan kami layak berada di sini. Kedua tim layak bermain di final ini: mari kita lihat siapa yang mampu mengangkat trofi. Para pemain harus membuat perbedaan di lapangan,” kata De Roon dilansir dari laman resmi UEFA, Rabu (22/5/2024).
“Saya selalu berbicara dengan rekan satu tim saya, bahkan ketika saya bermain. Dari bangku cadangan, saya harus berteriak lebih keras dari biasanya, namun pertama-tama, para pemain harus menikmati momen ini dan tahu bahwa mereka memberikan segalanya,” sambungnya.
Walau begitu, mimpi Atalanta untuk mengangkat trofi Eropa perdana tidak akan mudah. Mereka akan menghadapi Bayer Leverkusen yang sedang ‘sakti’ karena belum menelan satu kekalahan-pun pada musim ini.
Tim besutan Xabi Alonso itu mencapai berhasil menjuarai Liga Jerman, dan mencapai dua final (DFB Pokal dan Liga Eropa) tanpa menelan satupun kekalahan. Meski berat, De Roon optimistis Atalanta mampu menghentikan kesaktian Bayer Leverkusen.
“Setiap tim bisa dikalahkan. Saat ini, (Bayer Leverkusen) tampak tak terkalahkan tapi mungkin kamilah yang bisa mengubahnya. Kami harus percaya pada filosofi kami, memainkan sepak bola menyerang dan mencoba mengalahkan mereka. Anda jangan memenangkan trofi jika Anda tidak mengalahkan yang terbaik,” pungkasnya.
(Rivan Nasri Rachman)