KISAH inspiratif Zulfikar Akhmad, berawal dari penonton hingga menjadi pemain Persebaya Surabaya akan dibahas Okezone. Lahir di Wonokromo, 27 September 2000, pemain dengan nama lengkap Zulfikar Akhmad Medianar Arifin ini menjadi Bonek -suporter Persebaya Surabaya- sejak kecil.
Dari dulu, Zulfikar Akhmad sangat senang menonton sesi latihan Green Force -julukan Persebaya Surabaya. Kecintaan Zulfikar -sapaan akrabnya Zulfikar Akhmad- terhadap Persebaya Surabaya bermula dari ajakan sang ayah, Moch. Gentur Mukti Arifin.
(Zulfikar Akhmad saat memperkuat Persebaya Surabaya pada 2020. (Foto: Persebaya.id)
Moch. Gentur Mukti Arifin merupakan seorang jurnalis yang kerap meliput latihan skuad Bajul Ijo. Tak jarang ia mengajak sang anak mengikuti liputan kegiatan Persebaya Surabaya.
Saking seringnya, rasa cinta Zulfikar terhadap Persebaya Surabaya pun muncul begitu saja. Bahkan, gelandang yang kini berusia 22 tahun tersebut saat itu bercita-cita suatu saat nanti ingin menjadi pemain Bajul Ijo.
''Dari pengalaman itu saya jadi tahu pemain Persebaya, seperti Anang Ma'ruf, Halil, serta Korinus Fingkrew. Lalu saya pun ingin mengikuti jejaknya,'' ungkap Zulfikar, mengutip dari laman resmi Persebaya Surabaya, Jumat (1/9/2023).
Setelah kecintaan terhadap Persebaya Surabaya itu tumbuh, Zulfikar pun minta dimasukkan ke sekolah sepakbola (SSB). Alhasil, dia menimba ilmu di Indonesia Muda (IM), salah satu klub internal Persebaya.
''Ayah sendiri yang dulu mengantarkan saya latihan di IM,'' beber pemain yang berposisi sebagai gelandang tersebut.
Seiring berjalannya waktu, mimpi Zulfikar pun menjadi kenyataan. Dia menjadi pemain Persebaya Surabaya U-20 dan sukses membawa timnya juara Elite Pro Academy U-20 2019.
(Rizky Ridho, pemain seangkatan Zulfikar Akhmad)
Kala itu, Persebaya Surabaya junior menang 3-0 dalam babak adu penalti atas Barito Putera usai bermain imbang 3-3 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali. Zulfikar dan kolega pun sukses memenangkan gelar juara Elite Pro Academy U-20 2019.
Keberhasilan itu membuka jalan bagi Zulfikar untuk masuk ke tim utama Persebaya Surabaya pada musim 2020. Ia sudah diikutkan dalam latihan tim senior Persebaya Surabaya oleh sang pelatih Aji Santoso saat itu.
Selain Zulfikar, pemain Persebaya Surabaya U-20 lainnya seperti Koko Ari Araya, Muhammad Kemaluddin, Rizky Ridho, dan Mochammad Supriadi juga promosi ke tim utama saat itu. Namun, nasib Zulfikar termasuk kurang beruntung.
Pasalnya, pemain asli Surabaya tersebut belum sekali pun mendapat kesempatan bermain bersama Persebaya Surabaya di Liga 1 2020. Saat itu, posisinya sebagai gelandang sudah diisi pemain-pemain top, salah satunya Makan Konate.
'''Belum dapat kesempatan bermain, perasaan saya biasa saja. Itu tidak lepas dari izin dan dukungan orang tua yang luar biasa, agar saya bisa mencapai cita-cita saya,'' jelas Zulfikar.
''Artinya saya harus lebih semangat lagi dalam latihan, harus lebih baik agar bisa mendapatkan kesempatan bermain,” tambahnya.
Sejak itu, Zulfikar kesulitan untuk menembus skuad utama Persebaya Surabaya. Pada akhirnya, dia sempat dipinjamkan ke Hizbul Wathan pada 2021. Menurut Transfermarkt, pemain yang kini berusia 22 tahun itu saat ini berstatus tanpa klub.
(Ramdani Bur)