Pak Midun mengaku sejak awal sudah tidak memiliki tujuan khusus bertemu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, atau Ketum PSSI, Erick Thohir. Namun, bila memang bertemu di Jakarta, ia menjadikan itu sebagai bonus.
"Tidak ada target khusus, kepingin (bertemu Presiden Joko Widodo ketika 17 Agustus) cuma kan mungkin banyak yang harus dilewati (stadion dan rutenya), banyak yang harus saya jawab. Kalau saya ditanya saya lebih baik cari yang enggak repot (selain bertemu Presiden Jokowi) sajalah," terangnya.
Kini, Pak Midun berharap kasus hukum Tragedi Kanjuruhan Malang harus tetap dikawal, meski ia gagal bertemu dengan Presiden Jokowi dan Ketum PSSI. Apalagi, saat ini laporan model B para keluarga korban ke Polres Malang sudah dilayangkan.
Pak Midun pun berencana kembali melakukan ekspedisi gowes bila kasus hukum Tragedi Kanjuruhan belum menemukan titik temu yang memuaskan keluarga.
"Untuk kasusnya harus tetap dikawal untuk kejelasan hukumnya. Karena laporan model B-nya sudah ada. Harus tetap dikawal, dan tetap diusut,” jelas Pak Midun.
“Kalau kesimpulan hukumnya masih tetap, saya akan melakukan lagi ekspedisi seperti ini melalui jalur berbeda. Jangan sampai kejadian Tragedi Kanjuruhan terjadi lagi. Pesan kedamaian adalah paling utama," lanjutnya.
Sebagai informasi, Midun berbakat ke Jakarta dari Malang sejak Kamis 3 Agustus 2023. Ia memulai aksi bersepedanya dari kediamannya di Jalan Darsono Barat, Gang Asnari, RT 5 RW 10, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu, pada Kamis 3 Agustus 2023 pukul 10.30 WIB.
Selanjutnya, Pak Midun menuju Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang sebagai titik nol atau lokasi kejadian tragedi yang menewaskan 135 orang. Midun terus bergerak melintasi beberapa stadion, seperti Stadion Gajayana pada Kamis 3 Agustus 2023. Total, ada sekira 20 stadion yang ia lintasi sepanjang jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa hingga menuju Jakarta.
(Djanti Virantika)