Kisah Pak Midun, Dijuluki Bapak Perdamaian Suporter Indonesia meski Gagal Temui Presiden Jokowi dan Ketum PSSI untuk Suarakan Kasus Tragedi Kanjuruhan

Avirista Midaada, Jurnalis
Jum'at 18 Agustus 2023 15:02 WIB
Pak Midun dalam perjalanannya dari Malang ke Jakarta untuk suarakan pengusutan Tragedi Kanjuruhan. (Foto: Avirista Midaada/MNC Portal Indonesia)
Share :

MALANG – Miftahudin Romli atau yang akrab disapa Pak Midun gagal menemui Presiden RI, Joko Widodo, dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, saat datang ke Jakarta guna yang menyuarakan pengusutan tragedi Kanjuruhan Malang. Meski begitu, pria asal Kota Batu, Malang, itu tetap mendapat apresiasi tinggi. Bahkan, Pak Midun sampai diberi sebutan sebagai bapak perdamaian suporter Indonesia.

Ya, Pak Midun kini sudah tiba di rumahnya. Pria berusia 53 tahun itu gagal menemui Presiden Jokowi dan Erick Thohir, tetapi misinya untuk mengampanyekan sepakbola tanpa kekerasan dan persatuan antarsuporter mampu menyatukan beberapa komunitas suporter yang memiliki rivalitas tinggi.

Di beberapa wilayah yang dilaluinya dalam perjalanan dari Malang ke Jakarta, Pak Midun kerap kali dikawal suporter dari sejumlah klub. Mulai dari Aremania -sebutan suporter Arema FC, Bonek -sebutan suporter Persebaya Surabaya, Viking -sebutan suporter Persib Bandung, hingga Jakmania -sebutan suporter Persija Jakarta.

Pak Midun mengatakan bahwa dirinya tiba di rumah pada Rabu 16 Agustus 2023 WIB usai datang dari Jakarta menggunakan pesawat. Selama perjalanan menggunakan sepeda ke Jakarta, beberapa komunitas yang dilaluinya ke Jakarta begitu antusias menyambutnya.

Beberapa kelompok suporter bahkan sampai bersolidaritas memberi makanan. Mereka juga mengawalnya sepanjang perjalanan dari Malang hingga tiba di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

"Saya mesti dikawal tiap daerah. Kalau teman-teman dari Malang keluarga korban itu, menemani sampai Gresik,” ucap Midun saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Ngaglik, Kota Batu, pada Jumat (18/8/2023).

“Seperti serah terima kepada rekan-rekan yang lain. Pak Midun seperti ini tugas saya sudah selesai. Antusias sekali mereka menyambutnya mereka sangat perhatian sekali," sambutnya.

Selama 12 hari gowes ke Jakarta, setidaknya ada 20 stadion yang disinggahi pria yang berprofesi sebagai penjaga malam di fasilitas wisata milik Pemkot Batu ini. Di setiap tempat yang disinggahi, ia pun disambut beberapa komunitas suporter. Alhasil, sebutan bapak perdamaian para suporter pun sempat disematkan ke Midun.

"Total ada 20 stadion, kalau tidur di mess, di stadion juga, tidur di hotel juga. Harapannya tidak ada lagi rivalitas yang berlebihan, selebihnya kita itu adalah anak bangsa yang menjunjung tinggi sportivitas," ucap Midun.

"(Disebut bapak perdamaian suporter) yang mendamaikan adalah mereka sendiri. Mereka mendukung semua. Saya hanya perjalanan saja. Kalau dikira nekat, ya nekat. Tapi kalau semuanya diam ya nanti lupa," imbuhnya.

Pak Midun mengaku sejak awal sudah tidak memiliki tujuan khusus bertemu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, atau Ketum PSSI, Erick Thohir. Namun, bila memang bertemu di Jakarta, ia menjadikan itu sebagai bonus.

"Tidak ada target khusus, kepingin (bertemu Presiden Joko Widodo ketika 17 Agustus) cuma kan mungkin banyak yang harus dilewati (stadion dan rutenya), banyak yang harus saya jawab. Kalau saya ditanya saya lebih baik cari yang enggak repot (selain bertemu Presiden Jokowi) sajalah," terangnya.

Kini, Pak Midun berharap kasus hukum Tragedi Kanjuruhan Malang harus tetap dikawal, meski ia gagal bertemu dengan Presiden Jokowi dan Ketum PSSI. Apalagi, saat ini laporan model B para keluarga korban ke Polres Malang sudah dilayangkan.

Pak Midun pun berencana kembali melakukan ekspedisi gowes bila kasus hukum Tragedi Kanjuruhan belum menemukan titik temu yang memuaskan keluarga.

"Untuk kasusnya harus tetap dikawal untuk kejelasan hukumnya. Karena laporan model B-nya sudah ada. Harus tetap dikawal, dan tetap diusut,” jelas Pak Midun.

“Kalau kesimpulan hukumnya masih tetap, saya akan melakukan lagi ekspedisi seperti ini melalui jalur berbeda. Jangan sampai kejadian Tragedi Kanjuruhan terjadi lagi. Pesan kedamaian adalah paling utama," lanjutnya.

Sebagai informasi, Midun berbakat ke Jakarta dari Malang sejak Kamis 3 Agustus 2023. Ia memulai aksi bersepedanya dari kediamannya di Jalan Darsono Barat, Gang Asnari, RT 5 RW 10, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu, pada Kamis 3 Agustus 2023 pukul 10.30 WIB.

Selanjutnya, Pak Midun menuju Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang sebagai titik nol atau lokasi kejadian tragedi yang menewaskan 135 orang. Midun terus bergerak melintasi beberapa stadion, seperti Stadion Gajayana pada Kamis 3 Agustus 2023. Total, ada sekira 20 stadion yang ia lintasi sepanjang jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa hingga menuju Jakarta.

(Djanti Virantika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Bola lainnya