Dalam salah satu kisahnya, Mahesa Jenar memiliki sebuah tugas khusus untuk membawa keris nagasasra dan sabuk inten. Mahesa Jenar bertekad untuk tidak akan kembali ke Keraton Demak sebelum dirinya berhasil mendapatkan keris nagasasra dan sabuk inten.
Untuk mencapai tujuannya Mahesa Jenar berlatih di Gua Karang Tumaritis bersama Ki Kebo Kanigara untuk menguasai ajian Sasra Birawa. Ajian Sasra Birawa sendiri merupakan ajian yang dapat membuat penggunanya dapat menghancurkan bongkahan batu besar dengan satu pukulan atau juga dapat meremukkan tulang.
Berkat ajian itu pun Mahesa Jenar berhasil mengalahkan lawan-lawan seperti Bahureksa, Gagak Ijo, hingga Lawa Ijo dan Sima Rodra. Mahesa Jenar ini merupakan representasi dari pepatah jawa “Sapa temen tinemu” atau dalam bahasa arab “Man Jadda Wa Jadda”, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.
Kita harus percaya pada proses dan berpegang teguh pada perhitungan. Dengan demikian kita akan mencapai tujuan kita.
Itulah alasan mengapa PSIS Semarang dijuluki Laskar Mahesa Jenar. Diharapkan penggawa PSIS Semarang atau Laskar Mahesa Jenar era sekarang dapat meniru tekad Mahesa Jenar yang kuat sehingga PSIS Semarang dapat mencapai tujuannya yakni juara.
(Dimas Khaidar)