“Umat Islam sangat sering mencuci tubuh mereka dalam situasi tertentu. Sebalum melakukan pemanasan, setelah pemanasan, itu membutuhkan waktu. Jadi, kami memutuskan melakukan sesuatu secara berbeda,” ungkap Jurgen Klopp.
“Kami hanya punya waktu satu jam ketika tiba di stadion. Ketika kami kembali ke ruang ganti setelah melakukan pemanasan, mereka menyempatkan diri untuk shalat. Mereka membutuhkan waktu dua menit untuk menjalankan kewajiban itu,” lanjut pria berkacamata itu.
“Sangat mudah untuk memberikan waktu dua menit itu kepada mereka, agar bisa melaksanakan sesuatu yang dianggap penting,” tutupnya.
Kesediaan untuk membuat pemain dari berbagai latar belakang agar merasa nyaman itu akhirnya berdampak positif bagi Liverpool. Mereka mampu mengeluarkan kemampuan terbaik sehingga bisa menyumbang gol dan trofi buat klub.
(Rachmat Fahzry)