PERPINDAHAN posisi merupakan hal yang biasa terjadi di sepakbola. Ambil contoh Thierry Henry yang mengawali kariernya di posisi sayap, tetapi pensiun sebagai striker atau penyerang tengah. Andai perpindahan itu tidak terjadi, King Henry belum tentu menjadi legenda seperti sekarang.
Permutasi posisi dimungkinkan terjadi dengan adanya pergeseran tren taktik di dunia sepakbola. Formasi 4-4-2 yang lazim digunakan selama puluhan tahun, terutama di Inggris, membuat peran seorang sayap hanya untuk melepaskan umpan silang kepada striker.
(Baca juga: 5 Pemain Non-Eropa yang Sabet Trofi Ballon dOr, Nomor 1 Paling Sukses)
Namun, pergeseran tren formasi, ambil contoh 4-3-3, membuat peran sayap kini bertambah. Mereka juga harus bisa mencetak gol. Contoh terbaik adalah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang aslinya sama-sama berposisi sebagai sayap, tetapi mampu produktif menghasilkan gol.
Nah, bukan tidak mungkin para pemain muda yang saat ini bermain di sayap, untuk bisa produktif mencetak gol, bahkan bergeser menjadi penyerang tengah. Sebab, pergeseran posisi dan peran di sepakbola adalah sesuatu yang tidak bisa dicegah sesuai dengan kebutuhan taktik.
Berikut adalah lima orang pemain sayap yang berpotensi menjadi striker mematikan, dilansir dari Sportskeeda, Rabu (17/10/2018).
5. Goncalo Guedes
Winger asal Portugal ini mencuat namanya sejak dipinjamkan oleh Paris Saint-Germain (PSG) ke Valencia pada bursa transfer musim panas 2017. Kini, Guedes resmi menjadi penggawa Si Kelelawar setelah dipermanenkan pada bursa transfer musim panas 2018.
(Foto: Lee Smith/Reuters)
Guedes punya tipikal permainan yang mirip Cristiano Ronaldo di masa mudanya. Selain mampu menggiring bola dengan baik serta melepas umpan presisi, pria berusia 22 tahun itu juga kapabel dalam menceploskan bola ke gawang lawan. Apalagi, ia sering menyisir dari sayap, kemudian menusuk ke dalam dan melepaskan tembakan keras yang berpotensi menjadi gol.
4. Raheem Sterling
Sejak mencuat bersama Liverpool, Raheem Sterling dianggap bukan sayap tradisional khas Inggris. Sebab, gaya mainnya sangat berbeda dengan winger yang kurang punya intelegensia. Biasanya, sayap-sayap khas Inggris hanya senang menyisir di pinggir lapangan lalu melepas umpan silang.
Permainannya semakin berkembang sejak diasuh oleh Brendan Rodgers di Liverpool. Apalagi, Si Merah dikelilingi pemain brilian seperti Luis Suarez dan Daniel Sturridge semasa merumput di Stadion Anfield. Begitu pula saat hijrah ke Manchester City di bawah asuhan Josep ‘Pep’ Guardiola.
Keberadaan pemain kreatif seperti Kevin de Bruyne dan David Silva membuat Sterling semakin terasah. Guardiola memaksa lulusan akademi Reading itu untuk lebih menajamkan olah bola serta pergerakan tanpa bola. Sepertinya, orang Spanyol itu melihat jelmaan sosok Lionel Messi pada diri Raheem Sterling.
3. Leon Bailey
Sejak merumput di Belgia bersama Genk, Leon Bailey kerap bermain menyilang alias tidak hanya menyisir di sayap saja. Walau tidak terlalu bagus saat ditempatkan sebagai penyerang tengah, pemain berdarah Jamaika itu punya pergerakan serta kemampuan mengekploitasi ruang kosong yang cukup bagus.
Berbekal kecepatan serta trik yang di atas rata-rata, banyak yang menyamakan Leon Bailey dengan sayap asal Belanda, Arjen Robben. Pemain yang merumput di Bayer Leverkusen ini hanya perlu mengasah kemampuan penyelesaian akhir serta penempatan posisi saja untuk bisa menjadi winger produktif.
2. Inaki Williams
Sayap Athletic Bilbao ini disebut punya karakteristik yang mirip dengan Cristiano Ronaldo. Kecepatan, intelegensia, kekuatan, dan skill olah bolanya dianggap sangat mumpuni. Inaki sendiri memang sudah mulai bergeser posisinya menjadi penyerang tengah.
Adalah Pelatih Eduardo Berizzo yang merasa talenta pemuda 24 tahun itu akan lebih bersinar jika ditempatkan sebagai penyerang tengah. Satu lagi keuntungan yang dimiliki oleh Inaki Williams, yakni tubuhnya yang tinggi besar sehingga cocok untuk berduel udara layaknya penyerang tengah tradisional.
1. Richarlison
Namanya mencuri perhatian penggemar Liga Inggris kala merumput bersama Watford musim lalu. Pada bursa transfer musim panas 2018, Richarlison mengikuti jejak pelatihnya, Marco Silva, pindah ke Everton. Entah berhubungan atau tidak, performa pemain berusia 21 tahun itu tetap eksplosif di The Tofees.
Bermain sebagai inverted winger, Richarlison acap mampu menempatkan diri pada posisi yang tepat untuk mencetak gol. Kemampuannya melepaskan diri ke ruang kosong serta melewati pemain belakang, sudah menjadi syarat penting untuk menjadi seorang penyerang tengah kelas dunia.
Selain itu, pemain berpaspor Brasil ini juga punya kemampuan duel udara yang cukup baik. Koleksi trik serta pergerakan kaki yang cepat, membuatnya sering disamakan dengan striker legendaris Brasil, Ronaldo Nazario de Lima.
(Fetra Hariandja)