Menanggapi kondisi tersebut, Jardim pun lekas memagari para pemainnya. Pelatih berkebangsaan Portugal itu menjelaskan bahwa bukanlah budaya bagi Monaco untuk menjual para pemainnya di bursa transfer musim dingin. Selama ini, Monaco hanya menjual para pemain terbaiknya pada bursa transfer musim panas.
Hal itu sebenarnya cukup masuk akal, mengingat harga pemain pada bursa transfer musim panas terbilang bisa lebih mahal ketimbang pemain yang hengkang di bursa transfer musim dingin. Pasalnya, transfer musim panas terjadi tepat setelah musim kompetisi berakhir, di mana harga pemain akan meningkat berkali lipat apabila sang pemain memiliki performa luar biasa di musim tersebut.
“Monaco tidak memiliki kebiasaan membuat penjualan besar di bursa transfer musim dingin. Itu merupakan strategi kami. Para pemain memahaminya dan mereka tahu bagaimana itu berlangsung di sini,” ujar Jardim, seperti diberitakan Four Four Two, Jumat (5/1/2018).
Monaco sendiri terbilang cukup sukses dalam melakukan penjualan pemain pada bursa transfer musim panas 2017. Sebut saja nama-nama seperti Benjamin Mendy, Bernardo Silva, dan Tiemoue Bakayoko, yang secara total mampu dijual Monaco seharga lebih dari 130 juta pounds atau sekira Rp2,3 triliun.
(Fetra Hariandja)