Untuk menjadi supporter terbaik, perjalanan Aremania di PJS harus diwarnai tangis dan darah. Dua Aremania meninggal saat diserang supporter lain di Sraten, ketika hendak mendukung Arema Cronus di babak perempatfinal PJS di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Setelah itu Aremania juga harus menangis karena timnya disingkirkan Mitra Kukar di semifinal. Padahal pada leg kedua di Malang, lebih dari 40 ribu Aremania tumplek di Stadion Kanjuruhan. Situasi di Kanjuruhan inilah yang disebut sebagai salah satu kunci menjadi supporter terbaik.
Aremania tidak melakukan tindakan negatif dalam menyikapi kegagalan Singo Edan memenangi adu pinalti. Sekalipun pertandingan saat itu berjalan sangat keras dan diwarnai kartu merah setelah pemain bersitegang, tak sampai memengaruhi situasi di tribun.
Respons positif menghadapi kekalahan timnya adalah aspek krusial yang ditekankan penyelenggara turnamen. Untuk aspek ini Aremania memang lulus ujian, apalagi mereka juga sangat rajin menguntit timnya di mana pun berlaga.
(Leonardus Selwyn)