"Apa yang ditunjukan kedua tim ini, sudah menunjukan kalau keduannya tidak memiliki jiwa sportivitas. Bila kedua tim ini memiliki jiwa sportivitas, maka keduanya tidak mungkin menerapkan permainan kotor. Jelas apa yang mereka tunjukan itu telah menodai sportivitas olahraga," papar Prabukusumo saat dihubungi Okezone, Selasa (28/10/2014).
Menurut Prabukusumo, sepakbola itu adalah permainan sebuah tim. Sehingga seharusnya, para pemain ini tak memiliki pemikiran bila timnya tersebut merupakan tim cadangan atau pemain cadangan.
Tetapi, seharusnya keduanya memiliki pemikiran bila kehadiran mereka di laga sepakbola nasional tersebut untuk tampil sebagai juara.
Tapi sayangnya, menurut Prabukusumo, PSS Sleman maupun PSIS Semarang jelas bila keduanya tidak memiliki mental juara.
Jika keduannya memiliki mental juara, maka keduannya tidak mungkin menerapkan permainan kotor seperti yang ditunjukan pada Minggu lalu.