JAKARTA – Siapa yang akan jadi wakil Indonesia di ajang Liga Champions Asia (LCA) 2012-2013, masih jadi tanda tanya besar. Dualisme kompetisi dan juga organisasi yang ada di persepakbolaan Indonesia, akhirnya sampai pada titik yang membingungkan.
Semen Padang yang keluar jadi jawara IPL musim ini, tentu berhasrat menjadi wakil Indonesia di kompetisi tertinggi klub-klub Benua Asia tersebut. Dan apa yang dinginkan SP, tentu saja juga menjadi harapan yang ada seluruh awak Sriwijaya FC (SFC), setelah mereka keluar sebagai yang terbaik di Indonesia Super League (ISL).
Baik Laskar Wong Kito, julukan SFC, dan tentu juga Semen Padang, tentu sama-sama memiliki hak yang besar untuk mewakili Indonesia. Perjuangan mereka selama ini di dua kompetisi yang berbeda, tentu ingin diapresiasi dengan berkesempatan menjadi tim yang berhak mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
“Kami menyerahkan semua masalah yang ada kepada PSSI. Karena saya tahu hak tersebut adalah kepunyaannya Semen Padang, saya serahkan semua kewenangan tersebut kepada PSSI,” ungkap ketua umum (ketum), Erizal Anwar kepada wartawan, Rabu (18/7/2012)..
Erizal pun mengakui, jika pembicaraan secara formal dengan pihak PSSI, belum pernah dilakukan sekalipun oleh manajemen Kabau Sira, julukan Semen Padang. Dirinya mengaku hanya sempat membicarakan masalah ini dengan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, soal peluang Semen Padang bermain di LCA.
“Pembicaraan secara formal memang belum pernah sekalipun dilakukan manajemen Semen Padang. Tapi, saat saya bertemu dengen Pak Djohar di Bantul beberapa waktu yang lalu, kami sempat membicarakan ini. Dirinya mengaku akan berusaha memperjuangkan nasib Semen Padang,” papar Erizal.
Lalu bagaimana dengan SFC? Masyarakat Palembang, tentu bertanya-tanya soal nasib klub kesayangannya tersebut. Pernyataan tegas soal apakah SFC bisa bermain di LCA, disampaikan ketum PSSI versi KPSI, La Nyalla M Mattallitti. Dirinya menilai, jika Ponaryo Astaman dkk lah yang paling berhak atas kesempatan tersebut.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai ketum Kadin Jawa Timur tersebut menyatakan, jika ISL adalah kompetisi resmi di Indonesia sesuai dengan Kongres Bali. Dengan adanya ketetapan tersebut, SFC pun dinilai sebagai klub yang paling berhak bermain dikompetisi LCA musim mendatang.
“Kompetisi ISL adalah kompetisi resmi yang ada di Indonesia. Itu yang sah menurut Kongres Bali. Apalagi yang harus diperdebatkan lagi. Itu adalah ketetapan yang harusnya sudah kita jalani sejak awal. Jika semua pihak bisa menjalankan keputusan itu dengan baik, tentu tidak akan ada masalah seperti ini,” papar La Nyalla.
Jika masalah ini masih terus saja diperdebatkan, La Nyalla menyerahkan semua keputusan tersebut kepada tim Joint Committee (JC). Kedelapan anggota JC yang terdiri dari Saleh Mukadar, Todung Mulya Lubis, dan Catur Agus Saptono, yang merupakan perwakilan PSSI, tengah berembuk dengan Joko Driyono, Djamal Aziz, Hinca Pandjaitan, dan Togar Manahan Nero yang merupakan perwakilan KPSI.
“Sekarang yang saat ini ditunggu adalah, perjuangan teman-teman yang tergabung dalam JC. Kita lihat saja nanti akhirnya, bisa dipastikan siapa yang mengikuti aturan atau tidak akan terlihat dengan sendirinya,” tandas La Nyalla.
(Windi Wicaksono)