Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gegap Gempita Piala Presiden 2025: Merakyat, Mendunia, Bersejarah!

Andri Bagus Syaeful , Jurnalis-Selasa, 15 Juli 2025 |18:02 WIB
Gegap Gempita Piala Presiden 2025: Merakyat, Mendunia, Bersejarah!
Gelaran Piala Presiden 2025 berlangsung meriah hingga mendunia (Foto: Piala Presiden 2025)
A
A
A

PIALA Presiden 2025 sudah selesai digelar. Turnamen pramusim tahunan itu meninggalkan goresan warna untuk sepakbola Asia Tenggara hingga ke Inggris, tentang gairah olahraga si kulit bundar di Indonesia.

Catatan itu berkaca Piala Presiden 2025 tidak hanya melibatkan klub-klub Indonesia saja, tetapi ada wakil Thailand, Port FC, dan turut diminati klub kedua Liga Inggris, Oxford United. Sementara itu, Indonesia diwakili Arema FC, Persib Bandung, Dewa United, dan Liga Indonesia All Stars.

Terobosan itu berkat keberanian Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait, bersama dengan Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir. Tentunya hal tersebut agar gairah sepakbola Indonesia semakin terasa di Asia Tenggara dan bahkan ke Eropa.

"Ini kali ketujuh Piala Presiden. Saya rasa tidak ada turnamen di Indonesia yang konsisten tujuh kali bisa jalan. Kenapa bisa, karena sportif, ada value yang dijaga, tidak ada pengaturan skor, tidak pakai uang negara, tidak pakai uang BUMN," kata Ara.

Erick Thohir mengungkapkan terlaksananya Piala Presiden berkat dukungan seluruh elemen khususnya Presiden Prabowo Subianto. Sebab, PSSI tidak bisa sendirian untuk memajukan sepak bola Indonesia.

"Ini bagian juga bagaimana PSSI mendorong bahwa pembangunan sepakbola Indonesia ini jangan hanya PSSI, tapi stakeholder juga ikut. Saya lihat bahwa inilah sepak bola Indonesia yang bisa tumbuh kalau semua stakeholder bisa membangun sama-sama," ucap Erick.

Kehadiran dua klub tamu tersebut menjadi pembelajaran berharga untuk klub lokal dan para pemain sepakbola tanah air. Tentunya agar mereka dapat berkembang ke arah yang lebih baik.

"Untuk pertama kali sejak Piala Presiden digelar melibatkan dari luar negeri. Sejatinya menaikan level Piala Presiden. Tadinya, hanya klub lokal dan kini sudah go internasional," kata Pengamat Sepakbola Nasional Akmal Marhali kepada Okezone.

"Kehadiran Port FC dan Oxford United setidaknya ada banyak pelajaran untuk klub Indonesia. Mereka bisa belajar bagaimana membangun manajemen sebuah tim di antaranya punya manajemen yang sehat dari segi finansial maupun kualitas dan kemampuan pemainnya," tambahnya.

1. Pesta Rakyat Indonesia

Oxford United vs Port FC di Final Piala Presiden 2025 (Foto: Instagram/@portfc_official)

Piala Presiden menjadi pesta rakyatnya Indonesia. Hal itu dikarenakan tiket setiap turnamen pramusim tersebut cukup murah agar bisa dijangkau semua kalangan dengan dibanderol Rp50 ribu.

Keterlibatan masyarakat memang sangat diutamakan dalam perhelatan tersebut. Hal itu juga ditandai pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diberikan ruang untuk menjajakan dagangnya.

Jadi, elemen yang terlibat dalam Piala Presiden tidak hanya menikmati aksi-aksi terbaik di lapangan saja. Dari luar lapangan, mereka bisa memanjakan lidah dengan berbagai olahan kuliner dan membeli buah tangan untuk dibawa pulang ke rumah.

"Piala Presiden harus membuat kebahagiaan Bagi para UMKM harus ada gunanya untuk menggerakkan ekonomi rakyat," tegas Ara.

2. Lahirnya Sejarah Baru

Dalam perhelatan yang berlangsung 6 Juli hingga 13 Juli 2025 Itu, klub-klub Indonesia harus berbesar hati mengakui kekuatan dua klub tamu, Port FC dan Oxford United Bahkan, Arema FC sebagai juara bertahan pun tidak mampu lolos dari fase grup.

Port Lions mencatatkan sejarah baru dalam Piala Presiden. Asnawi Mangkualam dan kolega berhasil menjadi di klub Asia Tenggara pertama yang berhasil menjadi juara Piala Presiden

Prestasi Port FC tidak semudah membalikan telapak tangan. Mereka lebih dahulu harus mengalahkan Oxford dalam laga final yang berkesudahan dengan skor 2-1 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu 13 Juli 2025 malam WIB.

Untuk saat ini, klub peraih juara Piala Presiden terbanyak masih dipegang Singo Edan dengan empat kali (2017, 2019, 2022, 2024). Sementara itu, klub lainnya baru sekali, yakni Persib Bandung (2015), Persija Jakarta (2018), dan Port FC (2025).

 

3. Sorotan Dunia

Jurnalis Inggris Liam Rice senang dapat nasi kotak di Piala Presiden 2025 @OxMailLiamRice

Jurnalis Oxford Mail OUFC asal Inggris, Liam Rice, yang datang ke Indonesia memberikan pujian untuk suguhan makanan untuk wartawan selama Piala Presiden. Ia diketahui meliput laga pembuka Piala Presiden yang mempertemukan Liga Indonesia All Stars melawan Oxford United di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

"Tanpa diragukan lagi, ini adalah makanan terbaik yang pernah saya coba di ruang pers sebelum pertandingan," tulis Liam Rice unggah di akun X miliknya @OxMailLiamRice (6/7/2025). Unggahan itu pun menjadi viral di media sosial yang menambah kesan positif dari Piala Presiden 2025.

Selain itu, media asal Inggris Witney Gazette, turut menyoroti hadiah Piala Presiden 2025. Media tersebut turut menuliskan hadiah yang akan diberikan untuk klub berprestasi dalam ajang tersebut.

"Pemenang Piala Presiden 2025 akan menerima hadiah sebesar Rp5,5 miliar (sekira 250 ribu pound), sedangkan runner-up akan mendapatkan Rp3 miliar (sekira 135 ribu pound)," tulis media Inggris itu.

"Tim yang menempati posisi ketiga dan keempat akan menerima masing-masing Rp2 miliar (sekira 90 ribu pound) dan Rp1 miliar (sekira 45 ribu pound)," sambung media tersebut.

Ternyata, hadiah Piala Presiden 2025 jauh lebih besar ketimbang Carabao Cup. Juara salah satu turnamen ternama di Inggris itu mendapat hadiah sebesar 100 ribu poundsterling atau sekitar Rp2,1 miliar, pada edisi 2024-2025.

Di lain hal, dunia internasional kini sedang dihebohkan dengan aksi penari Pacu Jalur asal Riau, Rayyan Dika. Pasalnya, peragaan tradisi yang dikenal sebagai 'aura farming' turut ditiru semua kalangan di penjuru dunia.

Sebagai bentuk apresiasi, Rayyan Dika diberikan panggung untuk meramainkan laga final Piala Presiden 2025. Aksi itu mampu membius penonton dengan mengikuti tarian tersebut meskipun di bawah guyuran hujan deras.

4. Drama Piala Presiden

Ketum PSSI, Erick Thohir di Press Conference Piala Presiden 2025. (Foto: Cikal Bintang/Okezone)

Publik sepakbola Indonesia begitu khawatir dengan cederanya pemain Oxford United, Ole Romeny. Kekhawatiran itu muncul karena pemain tersebut adalah andalan Timnas Indonesia yang sedang berjuang dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Pemain berposisi penyerang itu mengalami cedera saat laga Oxford United melawan Arema FC yang berakhir dengan skor 4-0 dalam fase Grup A Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Kamis 10 Juli 2025. Ole cedera akibat tekel keras Paulinho Moccelin pada menit ke-16.

 

Padahal sebelum cedera menimpanya, Ole baru saja unjuk kualitas sebagai penyerang dengan mencetak gol pada menit kesembilan. Paulinho mendapatkan kritikan keras dari netizen dengan tekel kerasnya.

Keesokan harinya, Paulinho berinisiatif untuk menemui tim Oxford United untuk menyampaikan permohonan maaf. Ia mengaku tidak bisa tidur setelah melakukan tekel kepada Ole dan menyesal.

"Jadi, beritahu mereka bahwa dia (Paulinho) merasa tidak enak dan minta maaf dan mungkin suatu hari mereka dapat berbicara di media sosial," ucap sang penerjemah Paulinho.

Sementara itu, Marcos Santos mengatakan juga sudah menyampaikan permohonan maaf ke Oxford dengan adanya tekel tersebut. Menurutnya, hubungan pemainnya dan Ole Romeny saat ini cukup baik.

"Itu bagian dari pertandingan. Paulinho masuk ke lapangan dalam kondisi siap, tapi kejadian itu terjadi. Saya sudah minta maaf, Paulinho juga minta maaf," kata Marcos Santos.

"Paulinho dan Romeny sudah saling menghormati dan menyelesaikannya secara sportif," tambahnya.

Piala Presiden 2025 memberikan gambaran rasa saling menghormati dan saling memaafkan antar pemain setelah berduel di lapangan. Sepakbola adalah olahraga yang identik dengan benturan fisik antara pemain yang bisa menimbulkan banyak risiko.

5. Komitmen Transparansi

PSSI sosialisasikan Piala Presiden 2025 ke masyarakat Indonesia. (Foto: PSSI

Piala Presiden dalam beberapa edisi terakhir terus mengedepankan semangat transparansi. Hal tersebut untuk memberikan kepercayaan dan menjaga marwah dari Piala Presiden.

Untuk itu, lembaga auditor terkemuka, Price Waterhouse Coopers (PWC) turut dilibatkan. Kerja sama itu sebagai langkah krusial dalam membangun kepercayaan publik dari segi finansial turnamen.

"Kami tetap diaudit oleh PWC. Ini kan turnamen yang memberi contoh, tidak memakai uang negara, diawasi PWC dan tidak boleh ada pengaturan skor dan sebagainya. Jadi, saya pikir tradisi itu harus ditingkatkan," tutup Ara.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement