The Roar mengklaim, Kluivert dan Popovic sama-sama membuat penggemar sepakbola di kedua negara khawatir. Sebab, keduanya seperti hendak menghancurkan warisan dari pendahulunya.
"Ini terlihat seperti laga ketika orang Australia dan Indonesia merasakan hal yang sama yaitu kekhawatiran terhadap pelatih. Bagi orang Australia, strategi dan taktik Popovic terlihat tumpul dan sulit memahami alasan di balik terpilihnya dia sebagai penerus Graham Arnold,” sembur The Roar.
"Bagi Indonesia, terkait 'tangan ajaib' Kluivert yang bisa menghancurkan tim terbaik bahkan ketika mereka dalam kondisi puncak, suporter belum sepenuhnya mempercayai pelatih asal Belanda tersebut," tutup ulasan tersebut.
Tentu hanya waktu yang akan menjawab apakah penilaian tersebut benar atau mengada-ada. Fans baru bisa menghakimi ketika peluit panjang berbunyi di Stadion Sydney Football atau Allianz Stadium.
(Wikanto Arungbudoyo)