Dengan kondisi mata seperti itu, dokter pun memvonis Nurkiman tidak bisa melanjutkan kariernya sebagai pesepakbola.
"Usia saya saat itu baru 22 tahun, susah, kacau hati saya mendengar kabar itu, bahwa saya tidak bisa lagi bermain bola. Nggak karu-karuan sepanjang perjalanan ambulans," tuturnya.
"Sampai sekarang di dalam mata kiri saya masih ada serpihan kacanya. Kata dokter kalau diambil bola mata bisa gembos. Saya masih sempat bermain tapi setengah kompetisi, karena memang pandangan terbatas," kata Nurkiman.
Setelah insiden di Malang tersebut, Nurkiman lebih banyak menjalani penyembuhan dan bekerja di lingkungan PDAM Kota Surabaya. Profesi sampingan yang telah ia jalani sebelum peristiwa nahas tersebut.
Demikian ulasan mengenai kisah kelam Nurkiman, pemain Persebaya Surabaya yang harus kehilangan penglihatan karena ulah suporter barbar.
(Rivan Nasri Rachman)