Ketika neneknya berusia 5-6 tahun, Perang Dunia II pun pecah. Nenek Paes kemudian menjadi salah satu korban hingga harus ditawan dalam kamp pengungsian.
"(Nenek saya) lahir dan tinggal di sana (Indonesia) selama lima, enam tahun. Lalu, ada Perang Dunia II pecah dan kemudian selama beberapa tahun dia berada di kamp-kamp Spanyol-Jepang," kata Maarten Paes dikutip dari kanal YouTube resmi FC Dallas, dikutip Kamis (25/7/2024).
"Itu adalah bagian dari sejarah dan dia bersyukur atas waktunya di sana (Indonesia), terutama sebelum perang. Saat perang dia kehilangan ibunya (buyut Maarten Paes). Dia hormat pada bangsa dan negara dan itu berpengaruh besar ke saya, jadi itulah mengapa ada penghargaan untuknya," imbuh Maarten Paes.
Karena penghormatan sang nenek inilah, maka penjaga gawang berusia 26 tahun itu sangat ingin bermain untuk Timnas Indonesia.
Menarik untuk menantikan sidang CAS Maarten Paes segera digelar dan sang kiper dapat segera bermain untuk Timnas Indonesia.
(Rivan Nasri Rachman)