Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Sedih Nenek Maarten Paes yang Jadi Korban Perang Dunia II hingga Ditawan di Kamp Pengungsian

Cahyo Yulianto , Jurnalis-Kamis, 25 Juli 2024 |12:52 WIB
Kisah Sedih Nenek Maarten Paes yang Jadi Korban Perang Dunia II hingga Ditawan di Kamp Pengungsian
Kiper FC Dallas , Maarten Paes. (Foto: Instagram/fcdallas)
A
A
A

KISAH sedih nenek Maarten Paes yang pernah jadi korban Perang Dunia II hingga ditawan di kamp pengungsian menarik untuk diulas. Sebab, inilah yang menjadi salah satu dasar mengapa kiper FC Dallas itu sangat ingin membela Timnas Indonesia.

Seperti diketahui, proses perpindahan federasi Maarten Paes tak kunjung usai. Hingga kini peralihan dari KNVB menuju PSSI masih terkendala di sidang CAS yang belum menunjukan hilal kapan akan digelar.

Dari jadwal yang dirilis, nama Maarten Paes bahkan tidak ada pada daftar sidang CAS periode Juni hingga Oktober 2024. Akibat hal ini, Paes sampai disorot oleh media resmi Major League Soccer (MLS), liga tempat timnya, FC Dallas berlaga.

"Peralihan untuk memenuhi syarat bermain dengan Timnas Indonesia masih bergantung pada proses banding FIFA yang sedang dipertimbangkan CAS. Sebab, Maarten Paes mewakili Belanda di tingkat junior, dan pertanyaan apakah ia terikat dengan negara tersebut bergantung kepada penafsiran bahasa yang rumit di Statuta FIFA," tulis narasi MLS.

Maarten Paes

Usut punya usut, alasan Paes ingin membela Timnas Indonesia hingga rela bersabar menunggu kepastian adalah demi sang nenek. Sebab di masa lalu, neneknya merupakan salah satu korban Perang Dunia II.

Yang mana seperti diketahui, pada masa Perang Dunia II, Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda. Nenek Maarten Paes merupakan seorang Blijvers, pendatang Eropa yang lahir dan menetap di Indonesia yang kala itu masih bernama Hindia Belanda.

Ketika neneknya berusia 5-6 tahun, Perang Dunia II pun pecah. Nenek Paes kemudian menjadi salah satu korban hingga harus ditawan dalam kamp pengungsian.

"(Nenek saya) lahir dan tinggal di sana (Indonesia) selama lima, enam tahun. Lalu, ada Perang Dunia II pecah dan kemudian selama beberapa tahun dia berada di kamp-kamp Spanyol-Jepang," kata Maarten Paes dikutip dari kanal YouTube resmi FC Dallas, dikutip Kamis (25/7/2024).

"Itu adalah bagian dari sejarah dan dia bersyukur atas waktunya di sana (Indonesia), terutama sebelum perang. Saat perang dia kehilangan ibunya (buyut Maarten Paes). Dia hormat pada bangsa dan negara dan itu berpengaruh besar ke saya, jadi itulah mengapa ada penghargaan untuknya," imbuh Maarten Paes.

Karena penghormatan sang nenek inilah, maka penjaga gawang berusia 26 tahun itu sangat ingin bermain untuk Timnas Indonesia.

Maarten Paes

Menarik untuk menantikan sidang CAS Maarten Paes segera digelar dan sang kiper dapat segera bermain untuk Timnas Indonesia.

(Rivan Nasri Rachman)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement