MALANG - Selain kehilangan Mario Gomez, Arema FC terancam kehilangan dua orang dari staf kepelatihan dan pemain asingnya. Ya, dua orang itu adalah pelatih fisik Marcos Gonzalez dan Jonathan Bauman yang sama-sama dari Argentina.
Kabar hengkangnya dua orang ini kian terasa saat manajamen Singo Edan menemui jalan buntu. Ini terjadi saat proses pembicaraan renegosiasi kontrak pasca adanya Surat Edaran Keputusan PSSI nomor 48 dan Nomor 53 yang menjadi landasan pembicaraan renegosiasi kontrak kelanjutan Liga 1 tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19.
"Komunikasi terakhir kami, saya bagikan isi surat keputusan PSSI nomor 48 dan 53 sebagai payung hukum skema renegosiasi kontrak itu. Dia bilang mau bicara dengan Bauman. Namun sampai sekarang belum ada respon dari agennnya," ujar Manajer Umum Arema FC Ruddy Widodo.
Baca juga Mario Gomez Resmi Tinggalkan Arema FC
Namun pihaknya masih memberikan kesempatan kepada Jonathan Bauman untuk kembali bernegosiasi terkait pembicaraan kontrak di sisa kompetisi Liga 1 tahun 2020 ini. Namun di sisi lain pria kelahiran Madiun ini juga memberikan tenggat waktu khusus, bila pada tenggat waktu tak ada respon maka dipastikan Bauman tak akan menjadi bagian dari Arema FC.
"Kita lihat perkembangan, ini masih tanda tanya. Saya komunikasi lewat WhatsApp belum dibalas karena beda waktu antara Indonesia dengan Argentina, tempat agennya berada," tutur Ruddy.
Kasus serupa terjadi pada Marcos Gonzalez, pelatih fisik Arema FC. Bahkan Marcos dikabarkan telah berpamitan dan memberikan kunci rumahnya ke sekretaris tim Rahmat Taufik Hentihu. Negosiasi rekontrak dengan agen dari Marcos Gonzalez juga buntu.
"Kami tunggu agennya dulu, dari semua agen yang saya ajak berkomunikasi, selain Mario Gomez (pelatih kepala), Marcos Gonzalez (pelatih fisik), agen Baumann tidak sependapat dengan skema rekontrak yang kita sodorkan," terangnya.
Ruddy sendiri menyayangkan sikap ketiga orang tersebut, mengingat dalam kondisi saat pandemi Covid-19 kali ini semua klub juga terdampak dari sektor keuangan, sehingga pembicaraan renegosiasi kontrak menjadi solusi adil bagi kedua belah pihak.
"Sekarang ini klub mana sih yang tidak sengsara terdampak pandemi Covid-19? Bukan cuma Arema saja, saya pikir klub - klub Liga 1 ini ada kasus yang tidak menerima skema rekontrak ini, tinggal klubnya mau transparan atau tidak," pungkasnya.
(Ramdani Bur)