Pria berusia 52 tahun itu memberi contoh dirinya sendiri yang menghabiskan banyak waktu berkarier di luar negeri. Dengan berkarier di luar negeri, seorang pemain akan tumbuh baik secara profesional maupun personal.
“Saya bermain di luar negeri hampir sepanjang karier dan menurutnya itu adalah hal yang bagus. Anda akan bertumbuh sebagai seseorang. Anda bisa menjadi lebih kuat, dewasa, dan berkembang pesat. Ketika meninggalkan zona nyaman, Anda biasanya akan melangkah maju,” imbuh eks striker AC Milan itu.
Mantan CEO Bayer Leverkusen, Reiner Calmund, belum lama ini menyebut Kai Havertz lebih memilih bermain di Spanyol. Kesaksian berbeda disampaikan rekan setimnya, yakni fullback Wendell, pemain berkebangsaan Aachen itu lebih memilih Liga Inggris.
Penampilan Kai Havertz sepanjang musim 2019-2020 di semua kompetisi memang menggoda klub manapun untuk menggaetnya. Koleksi 17 gol dan sembilan assist dari 43 pertandingan sudah cukup menjadi tolok ukur kualitasnya di lini serang.
(Ramdani Bur)